Senin, 6 Oktober 2025

Eksklusif Tribunnews

Menlu Retno Marsudi di Akhir Jabatannya: Perang Dagang Bisa Bergeser ke Konflik Militer

Kalau semuanya meruncing, bukan saja ekonomi tapi stabilitas perdamaian dunia ikut terguncang. Itu bukan hal yang tidak mungkin.

Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews/JEPRIMA
Direktur Regional Newspaper Febby Mahendra Putra saat melakukan wawancara khusus dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Gedung Kementrian Luar Negri, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). Pada kesempatan tersebut Retno menceritakan suka dukanya selama 5 tahun terakhir menjabat sebagai Menteri Luar Negri. Tribunnews/Jeprima 

MENJELANG pergantian Kabinet Kerja Jilid I, mucul wacana mengubah nomenklatur Kementerian Luar Negeri menjadi Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Luar Negeri.

Alasannya, para duta besar dan diplomat Indonesia di luar negeri dapat sekaligus menjalankan peran mengurus perdagangan luar negeri dan menarik investor.

Apakah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pernah dimintai pendapat soal wacana itu oleh Presiden Joko Widodo?

Berikut lanjutan petikan wawancara tim Tribunnews Network dengan Retno Marsudi di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jl Pejambon, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Baca: Tes Kepribadian: Pilih 1 Gambar Segitiga di Bawah Ini, Ungkap Kamu Termasuk Perfeksionis atau Lugas

Tribun: Apakah belakangan ini Anda pernah diajak berdiskusi oleh Presiden Jokowi mengenai lembaga ini (Kementerian Luar Negeri RI) ke depannya?

Kami tidak bicara secara khusus membahas hal itu. Namun kami selalu memberikan masukan-masukan kepada Bapak Presiden.

Tribun: Menurut Ibu, lebih baik seperti sekarang ini atau Kementerian Luar Negeri secara formal diubah nomenklaturnya Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Luar Negeri?

Saya tidak mau mendahului keputusan presiden. Tidak etis. Hal yang penting bagi saya adalah diplomasi ekonomi penting untuk diperkuat. Di negara manapun diplomasi ekonomi sedang diperkuat.

Tribun: Menurut Anda perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok apakah secara nyata mengganggu kondisi ekonomi RI?

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Gedung Kementrian Luar Negri, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). Pada kesempatan tersebut Retno menceritakan suka dukanya selama 5 tahun terakhir menjabat sebagai Menteri Luar Negri. Tribunnews/Jeprima
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Gedung Kementrian Luar Negri, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). Pada kesempatan tersebut Retno menceritakan suka dukanya selama 5 tahun terakhir menjabat sebagai Menteri Luar Negri. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Mereka berdua adalah dua raksasa. Kalau dua raksasa bertarung pasti kita kena imbasnya.

Dalam bahasa yang lebih konkret, hubungan perdagangan antara dua raksasa ini, produk yang diperdagangkan diproduksi di banyak negara karena ada supply chain.

Supply chain itu berarti rantai yang melibatkan banyak negara yang membuat sebuah produk yang dia pertukarkan.

Kalau ini goyang, supply chain tentu goyang. Berarti negara-negara yang menyuplai juga ikut goyang. Itu gambaran sederhananya. Kalau ditanya ada dampaknya, pasti ada.

Baca: Rumah Dinas di Sidoarjo Disterilisasi, Peltu YNS Masih Dampingi Istrinya Diperiksa Polisi

Tribun: Bagaimana sikap kita? Apakah hanya pasif atau Kementerian Luar Negeri ikut mencari solusi?

Kita khawatir rivalitas ini meruncing dan bergeser ke rivalitas politik dan rivalitas keamanan (militer).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved