Minggu, 5 Oktober 2025

Pengamat Beberkan Tiga Aspek Penting yang Membuat Peluang Gerindra Gabung Pemerintah Terbuka Lebar

Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto semakin menguatkan sinyal bergabungnya Gerindra

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai mengadakan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Pertemuan tersebut membahas berbagai isu di Indonesia diantaranya pemindahan ibu kota, isu ekonomi hingga pertahanan negara. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto semakin menguatkan sinyal bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintah.

Demikain disampaikan pengamat Politik dari Indo Barometer, M Qodari kepada Tribunnews.com, Jumat (11/10/2019).

"Pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana juga menjadi sinyal kuat. Apalagi kalau Prabowo menyatakan siap membantu jika diperlukan. Itu kira-kira 90 persen lah, Gerindra akan bergabung. Sisanya 10 persen, kalau terjadi dinamika-dinamika lain yang terjadi di depan," ujar Qodari.

Dia melihat ada tiga aspek penting menunjukkan peluang Gerindra gabung dengan pemerintah.

Pertama, dari sisi ideologi, PDI Perjuangan sebagai partai yang membesarkan Jokowi sama dengan Gerindra yaitu partai nasionalis.

Baca: Unggah Foto Bersama Prabowo Subianto, Jokowi Ungkap Hasil Pertemuan Keduanya

"Bahkan dari platform, sebetulnya PDI Perjuangan dan Gerindra itu mirip saudara sepupu. Kalau PDI Perjungan itu partainya wong cilik. Gerindra bicara petani dan nelayan. Dari awal berdiri demikian," jelasnya.

Fokus PDI Perjuangan dan Gerindra juga sama, yakni soal pangan, keadulatan, pertahanan.

"Gaya Prabowo juga terinspirasi Bung Karno. Lihat saja gaya berpakaian Prabowo, gayanya Bung Karno dahulu," ucapnya.

Baca: 6 Fakta Film Perempuan Tanah Jahanam, Film Horor Pertama Christine Hakim hingga Curhatan Tara Basro

Kedua, Jokowi dan Prabowo punya hubungan yang mesra.

Walaupun rival di Pilpres 2019 lalu, tapi sepanjang periode 2014-2019, mereka saling bertemu.

"Juga saling support. Bahkan sudah bertemu juga pascapilpres 2019 lalu," jelasnya.

Ketiga, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga sudah bertemu dengan Prabowo.

"Megawati juga berhubungan baik dengan Prabowo, sampai sempat menimbulkan istilah poros Teuku Umar," katanya.

Jadi dari tiga aspek itu, dia menilai, peluang Gerindra gabung dengan pemerintah itu sangat besar.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved