Susi Pudjiastuti: Saya Berdoa Presiden Tidak Revisi Perpres Nomor 44
"Saya berdoa Presiden tidak merevisi Peraturan Presiden nomor 44. Karena itu bentuk komitmen beliau menjaga sumber daya untuk Indonesia," katanya
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap Peraturan
Presiden nomor 44 tahun 2016 tentang Perikanan Tangkap terus dipertahankan.
"Saya berdoa Presiden tidak merevisi Peraturan Presiden nomor 44. Karena itu bentuk komitmen beliau menjaga sumber daya untuk Indonesia," kata Menteri Susi Pudjiastuti di sela konferensi pers di kantornya, Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Baca: Panduan Lengkap Umrah Backpacker, Mulai dari Cara Mengurus Visa hingga Biaya
Susi meyakini Peraturan Presiden no 44 itu bakal menjaga kedaulatan laut Indonesia.
Lebih lanjut, Susi Pudjiastuti juga menyinggung pihak-pihak yang kerap protes karena adanya pengaturan di bidang perikanan.
"Orang gila yang berpikir terlalu banyak larangan bikin ikan susah didapat. Ikan justru makin banyak kalau jaring yang digunakan jangan terlalu kecil, menangkap dengan zonasi dan lainnya," tambah Susi Pudjiastuti.
Terakhir, Susi Pudjiastuti mengaku tidak habis pikir soal anggapan yang mengatakan para investor takut masuk ke Indonesia karena ada penenggelaman kapal.
Dia menegaskan, Presiden Jokowi sudah menyatakan investor asing boleh masuk Indonesia namun hanya untuk membeli dan mengolah ikan.
"Ada yang bilang investor takut sama penenggelaman kapal. Memang yang investasi yang ditenggelami. Kan yang ditenggelami ya yang mencuri ikan. Investasi asing memang oleh presiden tidak diperbolehkan di penangkapan ikan tapi lain-lainnya terbuka 100 persen saham asing boleh seperti di pengelolaan," imbuhnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama satgas 115 tenggelamkan tujuh kapal asing pencuri ikan hasil tangkapan di Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (7/10/2019).
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti memusnahkan kapal asing pencuri ikan di perairan Tanjung Datuk, Mempawah, Kalimantan Barat, Minggu (6/10/2019).
Baca: Bupati Lampung Utara Terjaring OTT KPK, Dikenal Royal hingga Total Harta Kekayaannya
Berdasarkan pengamatan Kompas.com yang hadir dalam kegiatan itu, Menteri Susi Pudjiastuti memberi aba-aba untuk penenggelaman kapal melalui pengeras suara di atas kapal Pengawas Perikanan.
"Dua, tiga, satu, tenggelamkan," teriak Susi Pudjiastuti.

Kapal itu perlahan-lahan tenggelam. Tidak seperti di perairan Tanjung Datuk yang membutuhkan waktu cukup lama agar kapal itu tenggelam, kapal illegal fishing di Selat Lampa bisa ditenggelamkan dalam waktu sekitar satu jam.
Berdasarkan data Satgas 115, kapal yang ditenggelamkan di Selat Lampa sebanyak tujuh unit.
Terdiri atas empat kapal dari Vietnam, satu dari Malaysia dan dua dari Tiongkok.
Baca: Cara Perpanjang SIM Tanpa Harus Pulang Kampung, Bisa di Mana Saja Asal Sudah E-KTP
Masih di atas kapal, Susi Pudjiastuti juga memberi aba-aba untuk penenggelaman kapal illegal fishing di Belawan.
Namun kali ini ia memberi aba-aba melalui handy talky.
Menegakkan kedaulatan laut Indonesia

Baca: Menteri Susi: Barangkali Kabinet Pemerintahan Ini Selesai Maka Ini Penenggelaman Kapal yang Terakhir
Kepada wartawan, Susi menjelaskan, kapal-kapal yang ditenggelamkan itu sudah melalui keputusan hukum pengadilan atau inkraht.
Dia mengatakan, total kapal pencuri ikan yang ditenggelamkan selama dua hari ini sebanyak 40 unit.
Sebanyak 21 di antaranya ditenggelamkan di perairan sekitar Pontianak.
Sebenarnya, kata Susi Pudjiastuti, masih ada sekitar 50 kapal asing yang harus dimusnahkan.
Namun mereka melakukan kasasi dengan menyewa pengacara agar kapal-kapalnya tak dimusnahkan.
"Saya berharap kasasinya ditolak. Sebab, kalau tidak, kapal-kapal itu setelah disita akan dibeli kembali, lalu mereka mencuri ikan lagi. Nanti kita yang repot," kata Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti mengatakan, selama dirinya menjadi menteri KKP, sekitar 556 kapal pencuri ikan sudah dimusnahkan.
"Total aset negara yang diselamatkan sangat banyak," katanya.
Baca: Puan Tanggapi Rumor Gerindra Gabung ke Pemerintah: Presiden Belum Ajak Ngomong
Untuk mencegah pencurian ikan dan demi menegakkan kedalutan laut, Susi Pudjiastuti mengatakan, Indonesia akan membangun basis militer di sejumlah lokasi.
Salah satunya di Natuna yang akan diintegrasikan dengan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu.
Beri sinyal tinggalkan Kabinet Kerja

Kembali Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi sinyal pamit di periode pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, 2015-2019.
"Ini konferensi pers bersama terakhir periode 2015-2019 saya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan," ucap Susi saat konferensi pers sekaligus penyerahan penghargaan penegak hukum bidang kelautan dan perikanan, Rabu (9/10/2019) di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta.
Untuk diketahui, konferensi pers ini digelar sebagai bentuk apresiasi penggagalan penyelundupan benih lobster ilegal oleh aparat penegak hukum di beberapa wilayah di Indonesia.
Acara ini turut dihadiri oleh Kabareskrim Polri Irjen Idham Aziz, Danlantamal III Jakarta Brigadir Jenderal TNI (Mar) Hermanto, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan KKP (Kepala BKIPM) Rina hingga jajaran Danlantamal daerah.
Di kesempatan itu, penampilan Menteri Susi terlihat santai dan tanpa beban. Dia menggunakan dress batik coklat selutut, syal merah dengan rambut terurai.
"Saya hanya menerima foto bersama saja, kalau foto ayo. Kalau wawancara tanya-tanya nanti saja," singkat Susi.
Baca: Ini yang Mungkin Akan Terjadi Jika Susi Pudjiastuti Tak Lagi Menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan
Merespon itu, awak media langsung berebut untuk bisa berswafoto dengan menteri yang terkenal dengan penampilan nyentriknya itu.
Selain berswafoto dengan awak media, Susi juga menyempatkan diri foto bersama dengan para pegawai KKP. Senyum mengembang hingga rangkulan hangat diperlihatkan Susi.
Diketahui masa jabatan sebagai Menteri Kalautann dan Perikanan yang akan diemban Susi akan berakhir pada 20 Oktober 2019.
Dalam beberapa kesempatan, diantaranya saat penenggelaman kapal di Pontianak dan Natuna, Susi selalu mengatakan bahwa kegiatan ini adalah yang terakhir kalinya.
Dia menyebut penenggelaman 40 kapal selama dua hari di dua lokasi itu adalah kegiatan penenggelaman penutup selama dirinya menjabat sebagai menteri KKP.
"Ini penenggelaman terakhir oleh saya. Selama dua hari ini kamis sudah menenggelamkan 40 kapal asing pencuri ikan di Pontianak dan natuna," kata Susi saat menenggelamkan sejumlah kapal asing di Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Senin (7/10/2019).
Menteri Susi menambahkan selama menjabat sebagai menteri KKP, dia sudah menenggelamkan 556 kapal asing pencuri ikan. Mayoritas berasal dari Vietnam.