Kabinet Jokowi
Prabowo Disebut Telah Siapkan Calon Menteri untuk Kabinet Jokowi, Ini Tanggapan Puan Maharani
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, Prabowo sudah menyiapkan nama calon menteri untuk Kabinet Kerja Joko Widodo-Maruf Amin.
Ketua DPP Partai Golkar bidang Media dan Penggalangan Opini, Ace Hasan Syadzily menilai bahwa keputusan Gerindra untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi menyalahi aturan demokrasi.
"Jika kabar bahwa Gerindra akan bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Kyai Maruf ini benar, sungguh menyalahi akal sehat demokrasi kita," ujar Ace Hasan Syadzily, kepada Tribunnews.com, Senin (7/10/2019).
Ace bahkan mempertenyakan perubahan sikap partai Gerindra.
"Untuk apa ada kontestasi Pilpres jika yang kalah malah meminta jatah kursi kabinet," sambungnya.
"Apakah tidak malu kepada rakyat Indonesia kalau yang selama ini teriak-teriak negatif tentang Jokowi malah minta-minta jatah kabinet?" ujarnya.
Jokowi Disarankan Fokus pada Partai Pengusung
Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dikabarkan meminta jatah kursi menteri kepada Joko Widodo kepemimpinan Jokowi dan Ma'ruf Amin pada 2019-2024.
Namun permintaan tersebut justru dipertanyakan, terutama soal kontribusi Gerindra dalam memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
"Tidak mungkin Pak Jokowi tak menghitung (penentuan menteri), termasuk apakah akan memberikan kursi menteri ke Gerindra? Alasannya apa?"
"Apa kontribusi Gerindra dalam memenangkan Jokowi?" ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago kepada Kompas.com, Selasa (8/10/2019).
Menurut dia, penentuan kursi menteri memang menjadi hak prerogatif Jokowi sebagai Presiden.
Dalam menentukannya, Jokowi bisa saja memaksimalkan hak prerogatifnya atau karena Jokowi masih tersandera dan mempunyai beban dalam menentukan kursi menteri.
Baca: Gerindra Akui Prihatin Masih Ada Pemukiman di Tengah Jakarta Belum Punya Sanitasi Layak
Namun menurut Pangi, ketimbang memperhatikan permintaan partai yang tak berkontribusi terhadap kemenangannya, Jokowi sebaiknya fokus kepada partai utama pengusungnya.
"Jokowi lebih baik fokus saja bagaimana memperhatikan partai pengusung utama, membaca selera mereka, karena partai tersebut lah yang berdarah-darah dan berkeringat memenangkan Jokowi," kata dia.
"Mengapa Jokowi malah terjebak memenuhi selera partai yang mengusung calon presiden yang kalah?"