Mengintip Busana Menteri Wanita di Peringatan HUT TNI: Siti Nurbaya Bergaya Tomboi Curi Perhatian
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya lebih suka bergaya tomboy. Ia mengenakan jas dan celana panjang.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Macam-macam jenis busana dikenakan oleh para pejabat publik dan istri pejabat publik, ketika menghadiri peringatan HUT ke-74 TNI, Sabtu (5/10/2019).
First lady Indonesia, Iriana Joko Widodo, istri Wakil Presiden Jusuf Kalla, istri Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan sebagian besar perempuan pejabat publik mengenakan pakaian nasional.
Namun Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya lebih suka bergaya tomboy.
Ia mengenakan jas dan celana panjang.
Menteri Siti berjalan tanpa membawa tas, berkaca mata hitam, dan membawa pena di saku jasnya.
Sedang Ibu Negara Iriana, Mufidah Jusuf Kalla, dan Nanny Hadi Tjahjanto, kompak mengenakan pakaian nasional berupa kebaya orange dan selendang batik.

Iriana Jokowi disanggul sangat sederhana, hanya ditambah jepit rambut putih di bagian belakang rambut.
Begitu juga dengan Nanny Hadi Tjahjanto, istri Panglima TNI.
Presiden ke-5 RI, Megawati, mengenakan kebaya berwarna biru tua senada dengan selendangnya.
Megawati juga menggunakan kaca mata hitam.
Ketua DPR Puan Maharani mengiringi Megawati. Puan berkebaya cokelat.
Di belakangnya ada istri Kapolri, Tri Suswati Karnavian yang menggenakan kebaya kuning, selendang, dan tas merah.

Tak kalah menarik penampilan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Ia mengenakan kebaya merah, rambut disanggul, dan berkaca mata hitam.
Saat disapa awak media, Susi melempar senyum dan melambaikan tangan.
Susi berjalan bak model di atas cat walk sehingga banyak menarik perhatian para undangan lain.
Berbeda dengan peringatan HUT TNI sebelumnya, kali ini ada penampilan drone (pesawat tempur tanpa awak) CH-4 milik TNI AU.

Drone yang mampu terbang di ketinggian 15 ribu kaki tersebut merupakan alutsista terbaru milik TNI.
Drone berkemampuan jelajah selama 30 jam itu mampu menjalankan operasi pengamatan, pengintaian, perang elektronik, dan penyerangan.
Baca: Presiden Jokowi Peringkat ke-13 dari 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia
Pesawat berjenis MALE (medium altitude long endurance) bahkan bisa terbang dalam radius 1.000 km apabila menggunakan satelit BLOS (beyond line of sight).
Drone tersebut juga dipersenjatai rudal AR 1 yang dapat ditembakan dari ketinggian 15 ribu kaki dan mengenai sasaran yang telah ditentukan dalam waktu 25 detik.

Rudal udara ke permukaan tersebut dibekali pemandu radar laser sehingga punya akurasi tinggi.
Pembeda lainnya yaitu penampilan alutsista berupa kendaraan-kendaraan tempur buatan PT Pindad, di antaranta tank harimau.
"Itu yang spesial pada HUT Ke-74 TNI ini," kata Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Penambahan Jabatan Baru
Presiden RI Joko Widodo, mengumumkan rencana penambahan 450 posisi baru untuk perwira berpangkat Kolonel dan 300 lebih posisi baru untuk Perwira Tinggi TNI saat memberikan pidato pada Upacara Peringatan HUT Ke-74 TNI di Halim Perdanakusuma Jakarta Timur pada Sabtu (5/10/2019).
Ia mengatakan penambahan jabatan baru itu sedang digodok oleh pemerintah melalui rancangan peraturan presiden (Perpres).
Baca: Koalisi Jokowi Tetap Menolak Perppu KPK
"Pemerintah juga saat ini sedang melakukan harmonisasi rancangan peraturan presiden tentang organisasi TNI, yang akan menambah lebih dari 450 posisi baru untuk perwira berpangkat kolonel dan 300 lebih posisi baru untuk perwira tinggi TNI," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, sebelumnya pemerintah juga telah menambahkan 60 jabatan untuk perwira tinggi TNI.

Menurutnya, penambahan jabatan di TNI itu untuk mengoptimalkan kinerja dan peran TNI.
Tidak hanya itu, Jokowi mengemukakan komitmen pemerintah untuk menambah jumlah Alutsista.
Baca: Menantu Elvy Sukaesih Tersandung Kasus Narkoba Lagi, Ini Kronologi Penangkapan Suami Dhawiya
Hal itu menurutnya untuk memenuhi target Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essensial Forces) tahap II.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya TNI memiliki persoalan terkait dengan banyaknya junlah Perwira Menengah dan Perwira Tinggi yang tidak memiliki jabatan struktural.
Penerbangan Dialihkan ke Soetta
PT Angkasa Pura II (Persero) menginformasikan mulai 30 September hingga 5 Oktober 2019 sejumlah penerbangan komersial yang berangkat dan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta pada jam tertentu.
Baca: Ungkap Tanggal Ngamar Bareng Atta Halilintar, Bebby Fey ke Billy Syahputra: Valentine Dia Sama Gue
Adapun koordinasi sudah dilakukan oleh para stakeholder yakni Angkasa Pura II, TNI AU, AirNav Indonesia dan maskapai sehingga pengalihan penerbangan berjalan lancar.
Pengalihan penerbangan komersial sendiri dilakukan menyusul rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke- 74 di Bandara Halim Perdanakusuma.

Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Nandang Sukarna mengatakan Angkasa Pura II sudah memiliki prosedur untuk mendukung hal ini sehingga pelayanan penerbangan tetap dapat dioperasikan melalui bandara terdekat.
"Angkasa Pura II menerapkan kebijakan multi-airports system sehingga operasional Bandara Halim Perdanakusuma dapat didukung oleh Soekarno-Hatta agar maskapai tetap dapat mengoperasikan penerbangan untuk melayani penumpang," kata Nandang, dalam keterangan tertulis, Rabu (2/10/2019).
Baca: Presiden Jokowi Peringkat ke-13 dari 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia
"Informasi terkait pengalihan penerbangan mau pun delay telah kami sampaikan kepada para pengguna jasa dan penumpang pesawat. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," jelas Nandang Sukarna.

Adapun penerbangan komersial berjadwal yang dialihkan dari Halim Perdanakusuma ke Soekarno-Hatta adalah yang dioperasikan oleh Batik Air dan Citilink.
Angkasa Pura II mengimbau kepada penumpang pesawat agar memperhatikan informasi terbaru dari maskapai terkait dengan pengalihan penerbangan dari Halim Perdanakusuma ke Soekarno-Hatta. (tribunnetwork/git/fel)