Pengamat Sebut Upaya Untuk Menggagalkan Pelantikan Presiden Tidak Akan Berhasil
Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mencium adanya motif lain di balik upaya menggagalkan pelantikan presiden
Haidar juga mengatakan, saat ini Presiden Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dalam kondisi terdesak.
Meski, Jokowi-Maruf Amin telah sah dan konstitusional menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019-2024.
Baca: Mahfud MD Bongkar Suasana Rapat dengan Jokowi saat Bahas Perppu KPK: Tertawa-tawa Semuanya
"Walau Jokowi-Amin sudah memiliki legalitas dari hasil pemungutan suara rakyat pada 17 April 2019 lalu. Namun kelompok penunggang aksi-aksi anarkis ini, masih akan terus menggoyang pak Jokowi," katanya.
Ia juga menambahkan, Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) masih setia dan solid memegang teguh konstitusi dengan berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta konsisten menjaga NKRI.
Ia juga memastikan Presiden Jokowi tidak sendiri, ARJ dengan 900 organ relawan yang dinaungi siap mengawal suksesnya pelantikan presiden, bahkan menopang jalannya pemerintahan Jokowi-Maruf Amin demi kemajuan Bangsa Indonesia tercinta ini.
"Kejahatan yang teroganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak teroganisir. Ini yang menjadi pedoman Aliansi Relawan Jokowi. Salam Persatuan, Salam Indonesia Raya," katanya.
Berhadapan dengan TNI
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan komitmen TNI untuk ikut mengamankan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilu 2019 pada 20 Oktober 2019 mendatang.
Hal itu disampaikannya usai meresmikan pembentukan Kogabwilhan (Komando Gabungan Wilayah Pertahanan) di Skadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (27/9/2019) pagi.

Bahkan Panglima TNI tak segan menyatakan siapapun yang berniat menggagalkan pelantikan presiden akan berhadapan dengan TNI.
“Siapapun yang melakukan tindakan anarkis, inkonstitusional, dan tidak baik, termasuk berupaya menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden hasil Pemilu akan berhadapan dengan TNI,” ungkap Panglima TNI secara lantang.
Pernyataan itu disampaikan Panglima TNI bersama satuan-satuan di tiga matra TNI.
Baca: Mahasiswa Kendari Tewas Saat Demo, PB PMII Desak Kapolri Copot Kapolda Sultra
Baca: Sebut Ada Gerakan Gelombang Baru, Wiranto: Bangun Ketidakpercayaan Ke Pemerintah yang Sah
Sebelumnya Menko Polhukam Wiranto mengatakan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di Gedung DPR RI yang dimulai secara elegan serta damai berangsur diambil alih sekelompok orang yang bertujuan menciptakan kerusuhan.
Wiranto menegaskan bahwa aksi unjuk rasa akan diubah menjadi gelombang baru dengan tujuan menduduki Gedung DPR RI sampai menggagalkan pelantikan anggota DPR RI periode 2019-2024 yang akan berlangsung 1 Oktober 2019 mendatang.
Bahkan lebih lanjut, menurut Wiranto gelombang baru ini akan dimanfaatkan sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab untuk menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2019 mendatang.