RUU KUHP
DPR Sebut Menkumham Hanya Beri Informasi Sepotong soal RKUHP kepada Jokowi
"Saya melihat ini, Menteri Hukum dan HAM ini tidak meng-update secara detil pasal-pasal terkait RKUHP kepada presiden," kata Erma
Sepuluh siswa menengah kejurusan Al-Akhyar 2 Jakarta Timur mengikuti unjuk rasa di depan gerbang gedung DPR RI, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
Satu di antaranya, Ari (17), mengatakan ingin mengetahui situasional ketika unjuk rasa bersama dengan mahasiswa.
"Kami sepuluh orang dari SMK Al-Akhyar 2 Jakarta Timur, kepo (ingin tahu) rasanya demo bareng mahasiswa itu seperti apa," kata Ari, di lokasi.
Ari dan sembilan kawannya terlihat kompak mengenakan celana abu-abu.
Menurut Ari, ia sudah mendapat izin dari kedua orang tuanya untuk berunjuk rasa di lokasi.
"Orang tua sudah izinkan. Katanya yang penting hati-hati," ujarnya.
Saat TribunJakarta.com bertanya ihwal apa yang dituntut oleh massa aksi di lokasi, Ari dkk menjawab mahasiswa ingin menuntut soal RUU-PKS, RUU-KPK, dan RUU Pertanian.
"Tadi saya dengar, ada yang teriak menuntuk ketiga RUU tersebut. Saya sendiri sebetulnya tidak tahu intinya apa. Tapi keingintahuan saya besar apa ketiga RUU itu," ujarnya.
Senada dengan Ari, Firman pun menyatakan ingin merasakan sensasi unjuk rasa bersama mahasiswa.
Tapi, Firman memberi pendapatnya perihal situasi politik di Indonesia saat ini.
Menurutnya, politik di Indonesia sedang tak baik. Mulai dari kasus Papua, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, dan RUU-KPK yang dinilai menjadi alat sebagai pelemahan lembaga tersebut.
"Saya sempat baca beberapa kali soal hal tersebut. Intinya, Indonesia sedang tak baik dari segi politik. Biarpun kami SMK, tapi kami cinta NKRI," kata Firman.
Firman dkk menyebut, mengetahui ada unjuk rasa dari media sosial.
Mereka juga bertemu dengan lima orang SMK Ibu Pertiwi yang ingin melakukan unjuk rasa di lokasi.
"Daripada tawuran, mending begini," sebutnya.