Karhutla: Kabut Asap Semakin Parah, BNPB Mengaku Kewalahan, Pemerintah Tak Usah Malu Minta Bantuan
Status kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru dan Palangkaraya cukup mengkhawatirkan. BNPB mengaku pihaknya sampai kewalahan
TRIBUNNEWS.COM - Petugas hingga kini masih masih berusaha menanggulangi Kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengaku kewalahan lantaran peralatan yang dimiliki tak cukup memadamkan api dengan cepat.
Baca: Saat Pemerintah Indonesia Dikritik Keras soal Asap Karhutla, Profesional Malaysia Tulis Surat Ini
Warga di Pekanbaru dan Palangkaraya menyebut kabut asap yang mengepung sekitar rumah mereka hari-hari ini hampir menyerupai kondisi terparah dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan empat tahun silam atau pada 2015.
Lilis Alice, seorang warga Palangkaraya, bercerita terpaksa menutup semua ventilasi udara rumahnya dengan karton sejak awal September lalu.
Gara-garanya, asap sudah tak bisa dibendung.
Kata dia, lantai rumahnya menjadi licin dan agak berminyak. Gorden yang tadinya berwarna putih, berubah jadi kecoklatan.
Agar udara tidak pengap, ia mengandalkan kipas angin.
"Sudah dua minggu sudah tidak buka jendela dan pintu. Asap ini sudah masuk ke rumah," ujarnya kesal ketika dihubungi BBC News Indonesia, Minggu (15/9/2019).
"Kalau pagi, kayak tinggal di negeri di atas awan. Gelap-gelapan. Jadi kalau di dalam rumah, saya nyalakan lampu, saking gelapnya," sambungnya.
Pantauan Lilis, jarak pandang di Palangkaraya hanya 200 meter.
Parahnya, udara mulai menguning tanda sudah sangat buruk.
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Palangka Raya merujuk data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tertanggal 15 September pukul 15.00 WITA, termasuk kriteria berbahaya.
Gara-gara asap pula, ia harus bolak-balik ke rumah sakit karena sakit tenggorokan. Dokter mengatakan, sakitnya itu karena menghirup asap.
"Masyarakat kan keluhan di sini mata pedas, tenggorokan sakit, badan terasa nggak enak. Kalau saya ke dokter dua kali. Sempat sembuh, tapi kena lagi," tukasnya.
"Ini kayaknya sama seperti tahun 2015."