Kamis, 2 Oktober 2025

BNPB Mengaku Masih Kesulitan Tangani Karhutla Meski Ada Bantuan Puluhan Helikopter

Doni Monardo menyebut keseluruhan lahan yang terbakar 99 persen disebabkan oleh ulah manusia

Tribunnews.com/Lita Febriani
Konferensi pers mengenai kebakaran hutan yang terjadi di beberapa daerah pada Sabtu (14/9/2019) di Graha BNPB, Jakarta Timur 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan wilayah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga saat ini mencapai seluas 328.724 hektar di seluruh Indonesia.

Doni Monardo menyebut keseluruhan lahan yang terbakar 99 persen disebabkan oleh ulah manusia.

Baca: Wiranto : Jokowi Bakal Penuhi Janjinya Mencopot Kapolda dan Pangdam yang Tak Bisa Atasi Karhutla

Upaya pemadaman dari KLHK, Mabes TNI dan Mabes Polri didukung semua komponen yang ada terus dilakukan dengan menggunakan sebanyak 50 helikopter.

"Memadamkan lahan gambut ini bukan pekerjaan yang mudah. Sudah 42 unit helikopter yang kita kerahkan. Belum lagi dukungan dari beberapa perusahaan swasta ditambah TNI dan Polri. Mungkin sekitar 50 unit helikopter," tutur Doni Monardo saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (14/9/2019).

Wilayah terbesar yang mengalami Karhutla berada di Provinsi Riau yang mencapai lebih dari 40 ribu hektare.

Baca: Wiranto Pimpin Rakor Pengendalian Karhutla di Sumatera dan Kalimantan

Sebanyak tujuh helikopter digerakan untuk memadamkan 88 titik panas.

"Ternyata menggerakan helikopter itu tidak bisa menjamin bahwa gambut yang terbakar itu akan padam. Di Sumatera Selatan, pengakuan dari salah satu anggota BNPB, sudah satu bulan ada satu tempat yang sampai hari ini gambutnya belum padam," terang Doni Monardo.

Menkopolhukam lakukan berbagai cara

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menggelar rapat koordinasi (Rakor) dengan KLHK, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI-POLRI, serta Pemerintah Daerah Rawan Karhutla. Rakor tersebut bertujuan membahas perkembangan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera dan Kalimantan.

"Tujuan rakor ini adalah bagaimana melakukan langkah-langkah agar titik api karhutla di beberapa wilayah dapat diatasi dan tidak berkembang tak terkendali," ujar Wiranto.

Langkah-langkah tersebut diantaranya dengan memperkuat Manggala Agni, atau pasukan darat lainnya yang berada dilapangan untuk pemadaman karhutla. Penguatan itu akan dilakukan dengan penambahan pasukan personil dan alat perlengkapannya.

Baca: UPDATE Kebakaran Gunung Merbabu Magelang, Meluas ke Ampel dan Selo Boyolali

Selain itu menurut Wiranto pemanfaatan peluang pembuatan hujan buatan perlu diperkuat dengan menyiapkan satuan tugas Pasukan Pemadam Reaksi Cepat (PPRC), salah satu kelengkapan pasukan ini adalah disediakanya sarana pesawat yang sudah standby dengan garam, jadi begitu ada peluang pembuatan hujan buatan bisa langsung bergerak tanpa menunggu lagi.

"Namun untuk pembuatan hujan buatan ada persyaratan harus ada awan di atas lokasi Karhutla dengan prosentase 70%," imbuh Menkopolhukam Wiranto.

Dijelaskan pula oleh Menkopolhukam Wiranto banyak lokasi karhutla yang sulit dijangkau, oleh karenanya Pemerintah sudah menyiapkan 42 helikopter untuk melakukan bom air pada lokasi karhutla yang sulit dijangkau. Jumlah helikopter tersebut dikatakan yang terbanyak yang pernah disiapkan, ini menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam penanggulangan Karhutla.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved