Minggu, 5 Oktober 2025

Wapres Jusuf Kalla dan Ketua DPR Buka Konferensi Parlemen Dunia

Dalam pidatonya, Bamsoet berharap konferensi parlemen dunia dapat menghasilkan solusi terhadap sejumlah permasalahan di dunia termasuk di Indonesia

Istimewa
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) World Parliamentary Forum on Sustainable Development ketiga yang digelar oleh Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di Hotel Patra, Bali, Rabu (4/9/2019) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) World Parliamentary Forum on Sustainable Development ketiga yang digelar oleh Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di Hotel Patra, Bali, Rabu (4/9/2019).

Turut hadir dalam pembukaan konferensi parlemen dunia tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Baca: Komisi XI DPR Gelar Uji Kalayakan Calon Anggota BPK RI Memasuki Hari Ketiga

Dalam pidatonya, Bamsoet berharap konferensi parlemen dunia dapat menghasilkan solusi terhadap sejumlah permasalahan di dunia termasuk di Indonesia.

Salah satunya masalah ketimpangan sosial.

"Saya berpendapat bahwa TPB (tujuan pembangunan berkelanjutan) merupakan komitmen global untuk mencapai masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk semua, dan bertujuan untuk mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan, iklim, degradasi lingkungan, kemakmuran, perdamaian dan keadilan," kata Bamsoet.

Ia mengatakan masih terdapat ketimpangan sejumlah negara yang harus mendapatkan perhatian global.

Bahkan menurutnya, ketidaksetaraan dalam pendapatan tersebut terus meningkat sekarang ini.

"40 persen penduduk termiskin dari populasi di banyak negara telah meningkat jumlahnya. Penekanan yang lebih besar perlu diberikan pada upaya untuk mengurangi ketimpangan dalam peluang, pendapatan, dan kemampuan," katanya.

Ia menambahkan ketimpangan menjadi tantangan dalam upaya mewujudkan hak asasi manusia.

Dampak ketimpangan pada masyarakat dapat sangat parah dan membhayakan.

"Terutama menciptakan dan melanggengkan kemiskinan serta marginalisasi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan konflik,"katanya.

Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar setiap negara bergandengan tangan dalam menyelesaikan masalah ketimpangan yang masih ada di beberapa negara.

Tanpa adanya kerja sama, maka upaya untuk menyelesaikan amsalah ketimpangan akan berjalan lambat.

"Kemajuan itu bisa dicapai apabila kita bersama sama, karena masih ada yang jalannya lambat dalam beberapa aspek. Diperlukan beberapa perubahan yang transformal, penguatan kemitraan dengan negara maju,agar pencapaian intensif," kata Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla ketimpangan hanya bisa diselesaikan apabila ada kemajuan di bidang ekonomi dan keuangan.

Dengan catatan kemajuan ekonomi tersebut tidak diskrimintaif.

"Bagaimana kita secara bersama sama untuk mengurangi ketidakadilan di dunia ini dan juga di masyarakat. Tentunya melalui kemajuan sosial ekonomi serta keuangan bersama sama tanpa diskriminatif," tutur Jusuf Kalla.

"Semua orang punya hak untuk mencapi hal itu.Kemajuan sosial hanya bisa dicapai apabila ekonomi kita berkembang.Goal pertama tidak ada kemiskinan hanya bisa dicapai apabila ada pertumbuhan ekonomi. Saya berharap pertemuan atau konferensi ini bisa menghasilkan sebuah solusi untuk permasalahan-permasalahn tersebut," pungkas Jusuf Kalla.

Pantauan Tribunnews turut hadir sejumlah tokoh dalam pembukaan acara konferesi parlemen dunia di Bali.

Baca: Dirut PTPN III Serahkan Diri ke KPK Menjelang Subuh

Mereka di antaranya, Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf,
Ketua Parlemen dan perwakilan organisasi internasional dari berbagai negara di dunia, antara lain Ketua Parlemen Portugal, Gambia, Timor Leste, Arab Saudi, dan Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Gabriella Cuevas Barron.

Konferensi digelar pada 4-5 September dengan mengangkat tema “Combating inequality through Social and Financial Inclusion”.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved