Jumat, 3 Oktober 2025

Kapolri: Anggota TNI yang Gugur di Deiyai sedang Menjaga Kendaraan Berisi Senjata

Tito Karnavian menyesalkan gugurnya seorang anggota TNI dalam peristiwa unjuk rasa berujung ricuh di Deiyai

Vincentius Jyestha
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian 

"Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ujar Dedi.

3. Diduga Rampas Senjata Milik TNI

Menurut keterangan polisi, massa yang menyerang juga melakukan penembakan ke arah aparat.

Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolph A Rodja mengungkapkan, massa telah merampas senjata api milik TNI dalam aksi itu.

"Massa merampas sekitar 10 pucuk senpi sambil melakukan penembakan ke arah petugas TNI dan Polri yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa yang pada awalnya damai," kata Rudolph.

4. Adanya Provokator

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditemui di Markas PP PA GMNI, Cikini, Jakpus, Senin (22/7/2019).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditemui di Markas PP PA GMNI, Cikini, Jakpus, Senin (22/7/2019). (Rizal Bomantama/Tribunnews.com)

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai ada provokator yang masuk saat massa menggelar demontrasi.

"Ya memang ada (provokator). Jadi sering saya katakan memang poros gerakan politiknya sedang masif, sekarang betul-betul sedang masif," ujar Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Menurut Moeldoko, terjadinya gejolak di Papua ini tidak terlepas dari peran dua kelompok, yaitu poros politik dan poros bersenjata yang melakukan pergerakan.

Baca: Terkini Bentrok di Deiyai Papua: 2 Warga Sipil Tewas, 6 Anggota TNI-Polri jadi Korban, 1 Orang Gugur

Baca: Kabar Rusuh di Papua Terkini, Keterlibatan KKB hingga Jumlah Korban

Kedua kelompok tersebut sekarang sudah sulit menghasut masyarakat Papua setelah pemerintah membangun berbagai infrastrutur.

"Pembangunan yang masif di Papua itu maka kecemasan yang dihadapi oleh mereka (dua poros) adalah dia tidak bisa lagi membohongi rakyat."

"Dia tidak bisa lagi membohongi dunia luar, Papua itu begini, begini," papar Moeldoko.

Moeldoko menambahkan, penanganan aparat kepolisian dan TNI akan dilakukan secara terukur dan tidak secara emosional yang akhirnya bertindak tidak terkontrol.

"Karena kalau kita ikut larut dalam emosi, maka langkah tindakan menjadi tidak terkontrol."

"Memang sengaja diprovokasi untuk itu, tujuannya apa, agar kami melakukan tindakan."

"Apalagi angkatan bersenjata seperti TNI atau Polri itu sangat diharapkan. Ada korban baru digulirkan," kata Moeldoko.

(Tribunnews.com/Whiesa/Seno Tri Sulistiyono)(Kompas.com/Devina Halim)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved