Pemindahan Ibu Kota Negara
Pemerintah Lakukan Kajian Intensif Lokasi Ibu Kota Baru Selama 3 Tahun
Jokowi menerangkan, perlu waktu sekitar 3 tahun untuk merampungkan kajian secara mendalam dan intensif untuk menentukan lokasi ibu kota baru ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi ibu kota baru berada di Kalimantan Timur tepatnya di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegera dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Jokowi menerangkan, perlu waktu sekitar 3 tahun untuk merampungkan kajian secara mendalam dan intensif untuk menentukan lokasi ibu kota baru ini.
"Pemerintah telah melakukan kajian mendalam dan kita instensif kan studinya dalam 3 tahun ini," kata Jokowi dalam konferensi pers pengumuman ibu kota baru di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2019).
Mantan Gubernur DKI ini menerangkan, dari hasil kajian itu menyatakan resiko ancaman bencana seperti banjir, gempa bumi, tsunami, gunung berapi, tanah longsor, kecil terjadi di Kalimantan Timur.
Baca: Dugaan Pembunuhan di Balik Kasus 2 Mayat Terpanggang Dalam Mobil di Sukabumi: Ini Fakta-faktanya
Kedua, lokasinya berada di tengah-tengah sehingga strategis.
"Lokasinya terletak berdekatan dengan perkotaan yang berkembang seperti Samarinda dan Balikpapan dengan infrastruktur yang lengkap," jelas Jokowi.
Terakhir, kata Jokowi, lahan yang dikuasai oleh pemerintah cukup luas di Kalimantan Timur, yakni sekitar 180ribu hektar.
Jokowi menyebut, beban di DKI Jakarta dan pulau Jawa sudah terlampau berat, di mana di Pulau Jawa ada 150 juta penduduk atau 54 persen dari total penduduk di Indonesia.
Baca: Puluhan Mahasiswa di Malang Demo, Tuntut Pemerintah Stop Tindakan Represi Terhadap Gerakan Rakyat
Serta pusat pemerintahan dan perekonomian berada satu daerah yakni DKI Jakarta.
"58 persen PDB ekonomi Indonesia ada di Pulau Jawa. Dan pulau Jawa menjadi sumber ketahanan pangan. Beban ini akan semakin berat bila ibu kota pindahnya di Pulau Jawa," kata mantan wali kota Solo ini.