Ibu Kota Pindah ke Kalimantan Lantaran Disebut Minim Bencana, Simak Fakta Berikut dari BMKG
Satu di antara faktor yang membuat pemerintah memilih Kalimantan lantaran disebut sebagai daerah minim bencana, khususnya gempa.
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan.
Satu di antara faktor yang membuat pemerintah memilih Kalimantan lantaran disebut sebagai daerah minim bencana, khususnya gempa.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro pernah menuturkan bahwa wilayah Kalimantan Timur aman lantaran minim bencana.
Dari peta potensi bencana, wilayah Kalimantan sendiri berada di warna hijau yang relatif aman dari bencana.
Berbeda dengan Pulau Jawa, Sulawesi bahkan Papua yang masuk ke dalam zona merah.
Baca: Dipindah, Ini 5 Keunggulan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Baru
"Akhirnya kita memutuskan dari peta strategis adalah Kalimantan, karena risiko gempa kecil yang ada bencana asap kebakaran hutan, itu pun hanya beberapa area lahan gambut," kata Bambang di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (20/8/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
Namun, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami (BMKG), Daryono mengatakan bahwa hal itu bukan berarti Kalimantan terbebas dari gempa.
Ibu Kota disebut-sebut akan dipindahkan ke Kalimantan Timur.
Daryono menjelaskan, ada tiga struktur sesar sumber gempa berada di Kalimantan Timur.
"Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kaltim terdapat 3 struktur sesar sumber gempa, yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternostes," kata Daryono, Jumat (23/8/2019).