Selasa, 7 Oktober 2025

Rusuh di Papua

Presiden Minta Masyarakat Papua untuk Memaafkan, Gubernur Papua Sebut Jokowi Tidak Tegas

Gubernur Papua, Lukas Enembe menyebut jika pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kasus kerusuhan di Papua adalah tindakan tidak tegas.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
Instagram @jokowi
Gubernur Papua, Lukas Enembe menyebut jika pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kasus kerusuhan di Papua adalah tindakan tidak tegas. 

"Masalah rasisme terhadap masyarakat Papua tidak bisa diselesaikan dengan hanya meminta maaf."

"Tapi harus ada proses hukum bagi oknum-oknum pelaku, agar hal yang sama tidak terulang lagi," kata Lukas Enembe setelah melantik sejumlah pejabat eleson III dan II di lingkungan Pemprov Papua, Selasa (20/8/2019).

Menurut Lukas, harus ada penanganan yang serius bagi para pelaku rasisme yang meneriaki mahasiswa Papua dengan kata atau kalimat tak pantas.

Baca: Presiden Jokowi Tanggapi Kasus Kerusuhan di Papua: Emosi Boleh, Tetapi Memaafkan Lebih Baik

Baca: Jusuf Kalla Sebut Akar Masalah Penyebab Kerusuhan di Papua Harus Dijelaskan Secara Terbuka

"Masalah ini tidak bisa disederhanakn begitu saja, karena sudah terjadi bertahun-tahun, jadi harus ada proses hukum untuk efek jera," kata Gubernur Papua.

Lukas juga memandang peryataan Presiden Jokowi tidak tegas dan tidak bisa mengobati hati masyarakat Papua.

Gubernur Papua, Lukas Enembe, saat ditemui
Gubernur Papua, Lukas Enembe, saat ditemui (Kontributor Tribunnews.com/B Ambarita)

"Mestinya Presiden segera perintahkan penegak hukumnya untuk tangkap para pelaku, karena ini bukan masalah bari tapi sudah berulang-ulang, pemain sepak bola Papua juga sering diserang dengan rasis," imbuhnya.

Gubernur melanjutkan, jika tak ada jaminan keamanan dan keadilan bagi warga Papua, pemerintah sudah memiliki opsi yakni akan memulangkan mahasiswa Papua.

Baca: Ketua DPR Minta Aparat Kedepankan Cara Persuasif Tangani Kerusuhan di Papua

Baca: Tanggapan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla Soal Kerusuhan di Papua

"Kalau NKRI ini masih rasis, kami akan tarik semua mahasiswa. Saya tadi sudah bicara dengan Gubernur Papua Barat untuk mereka datang ke sini dan bicara di sini untuk atur mahasiswa ditaruh di Unipa dan Uncen, kami akan tarik semua, untuk kuliah di Papua," kata Lukas.

Gubernur juga mengungkapkan, tim terpadu akan segera dibentuk guna diturunkan ke Jawa Timur, Jawa Tengah serta Yogyakarta, untuk memetakan permasalahan yang ada serta mencari solusinya.

Mahasiswa Papua Minta Penyebar Hoaks Ditangkap

Komunitas Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) mendesak pemerintah pusat dan Polri mengusut oknum yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan di Papua dan Papua barat.

Ketua Komunitas Mahasiswa Unsri, Viktor Anam mengatakan, tuntutan itu sebaiknya cepat ditindaklanjuti agar ke depan tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca: Respons Jokowi Sikapi Kerusuhan di Papua: Emosi Itu Boleh, Tapi Memaafkan Lebih Baik

Baca: Setelah Gubernur Jawa Timur, Wali Kota Surabaya dan Malang Turut Minta Maaf Atas Kerusuhan di Papua

"Kami berharap pemerintah pusat melalui Kapolri dan aparat keamanan lainnya menindaklanjuti masalah ini, terutama penyebar berita hoaks," kata mahasisiwa semester VI bidang studi Ekonomi Pembagunan tersebut di Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (20/8/2019), dikutip dari Kompas.com.

Viktor menyatakan, apa yang terjadi di Papua tidak memengaruhi mereka di asrama mahasiswa Kampus Unsri Indralaya.

Namun, yang mereka khawatirkan adalah kondisi keluarga mereka di Jawa Timur dan Papua.

"Kami tidak terpengaruh dengan apa yang terjadi di Papua, hanya kami ingin memastikan kondisi rekan di Surabaya dan Malang aman, termasuk keluarga di Papua," kata Viktor.

(Tribunnews.com/Whiesa/B Ambarita)(Kompas.com/Kontributor Ogan Komering Ilir, Amriza Nursatria)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved