Rusuh di Papua
Ribuan Massa Aksi Bubarkan Diri dengan Tertib, Situasi Keamanan Jayapura Berlangsung Kondusif
"Setelah mendengar pernyataan Gubernur, massa aksi langsung membubarkan diri secara tertib," katanya
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Aksi unjuk rassa ribuan massa di Kota Jayapura, Papua berlangsung aman dan kondusif.
Berdasarkan reportase Jurnalis Kompas TV di Jayapura, Findi Rakmeni, massa telah membubarkan diri dengan tertib usai berkumpul di Kantor Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Baca: 5 Fakta Kerusuhan di Manokwari, Kronologi hingga Gubernur Jatim serta Wali Kota Malang Minta Maaf
"Setelah mendengar pernyataan Gubernur, massa aksi langsung membubarkan diri secara tertib dan pihak kepolisian sediakan kendaraan untuk mengatar massa yang telah melakukan aksi," ujar Findi Rakmeni saat menyampaikan reportasenya dalam siaran langsung Kompas TV, Senin (19/8/2019).
Findi Rakmeni pun menyampaikan kemungkinan bahwa aksi massa hari ini tidak akan berlanjut hingga esok hari.
"Dari penyampaian para pendemo sendiri, mereka melakukan aksi di jayapura dicukupkan untuk hari ini dan tidak akan lanjut besok dan ini adalah komitmen bersama untuk tidak lakukan aksi demo lebih lanjut," kata Findi Rakmeni.
"Tapi aspirasi yang mereka sampaikan hari ini harus disampaikan kepada Pemerintah Pusat," tutur Findi Rakmeni.
Baca: UPDATE TERKINI: Aksi Massa di Sorong Rusak Bandara Domine Eduard Osok, Sejumlah Kaca Pecah
Dalam aksinya, massa menyerukan penolakan terhadap sikap rasisme dan persekusi yang menimpa mahasiswa asal Papua di Surabaya maupun Malang.
"Mereka meminta agar Pemerintah Provinsi Papua ambil tindakan agar hal yang sama tidak terjadi lagi kepada mahasiswa asal Papua di daerah lain," tutur Findi Rakmeni.
Menurut laporan Findi Rakmeni, sebanyak 500 personel kepolisian dari Polres Jayapura dan Polda Papua telah disiagakan untuk mengawal jalannya aksi unjuk rasa.
Wali Kota Malang minta maaf

Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan permintaan maafnya atas insiden yang terjadi antara mahasiswa asal Papua dengan sejumlah ormas di Malang.
"Kalau mungkin ada kemarin insiden kecil atau dimaknai besar, atas nama Pemerintah Kota Malang, saya memohon maaf sebesar-besarnya," kata Sutiaji dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Senin (19/8/2019).
Baca: Kerusuhan Manokwari Dipicu Insiden di Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Minta Maaf
Sutiaji membantah bahwa ada isu pemulangan mahasiswa asal Papua.
"Jadi pemerintah kota sampai saat ini tidak pernah membuat kebijakan yang berkaitan dengan ada pemulangan dan sebagainya," kata Sutiaji.
Sutiaji juga menegaskan siapapun warga negara Indonesia dipersilakan untuk menimba ilmu di fasilitas pendidikan yang ada di Kota Malang.
"Dia (mahasiswa asal Papua) adalah warga negara kita. Orang di seluruh dunia saja boleh kok cari ilmu di kita. Jadi sekali lagi tidak akan ada pernah ada larangan atau pemulangan dan sebagainya berkaitan dengan ini," ucap Sutiaji.
Sutiaji juga mengungkapkan pihaknya telah memediasi para pihak yang terlibat dalam insiden tersebut.
"Bahwa kemarin itu kan di luar sepengetahuan kami juga dan setelah itu kan kami kumpulkan para kelompok ini saya kumpulkan semua, saya beri paparan kepada mereka bahwa sesungguhnya siapapun berhak untuk menyampaikan pendapat," kata Sutiaji.
Baca: Respons Kerusuhan di Manokwari Papua, Kapolri Singgung soal Hoaks hingga Gubernur Jatim Minta Maaf
Soal adanya klaim sekelompok tertentu melakukan makar, Sutiaji telah menyampaikan sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin dan dialog.
"Terus mereka sampaikan itu kan makar. Penilaian makar dan tidak bukan di ranah kami. karena mereka itu kan baru menyampaikan pendapat. kita dengarkan bagaimana pendapatnya dan dilindungi oleh negara," kata Sutiaji.
Wiranto apresiasi sikap Khofifah yang Meminta Maaf

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto mengaku langsung menghubungi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa setelah mendengar kerusuhan di Manokwari, Papua Barat sebagai buntut dari insiden di Malang dan Surabaya yang melibatkan mahasiswa dari Bumi Cendrawasih.
Wiranto mengapresiasi permintaan maaf Khofifah yang juga dilakukan secara terbuka melalui media massa.
“Tadi pagi saya menelepon Ibu Khofifah dan beliau menyampaikan permintaan maaf yang tulus, ikhlas serta terbuka. Kita harus apresiasi permintaan maaf beliau yang ditujukan kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan insiden di Jawa Timur,” ungkap Wiranto.
Baca: KRONOLOGI AWAL Pecahnya Kerusuhan di Manokwari hingga Kondisi Papua Terkini
Hal itu disampaikan Wiranto usai menggelar rapat koordinasi bersama Mendagri Tjahjo Kumolo dan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019).
Baca: Selain Meminta Maaf, Wali Kota Malang Juga Bantah Isu Pemulangan Mahasiswa Asal Papua
Wiranto juga mengapresiasi Gubernur Papua Lukas Enembe yang menyatakan agar masalah di Jawa Timur tak dilanjutkan dan mengimbau kepada semua pihak untuk menjaga kedamaian di wilayah masing-masing.
Ia juga mengapresiasi Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Papua Barat yang menyatakan bahwa kondisi di Manokwari sudah bisa dikendalikan pasca-kerusuhan yang menyebabkan terbakarnya Gedung DPRD pada tadi pagi.
Mantan Panglima TNI itu juga menjamin TNI dan Polri akan menjaga stabilitas keamanan di wilayah terkait dengan pendekatan persuasif.
Baca: Kepala Daerah Dan Tokoh-tokoh Diharapkan Bisa Redam Aksi di Papua dan Papua Barat
Wiranto juga mewanti-wanti masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi berita bohong yang bisa saja diproduksi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan situasi demi kepentingan tertentu.
“Telah diinstruksikan untuk mengusut secara tuntas pihak-pihak yang melakukan pelanggaran hukum dalam peristiwa-peristiwa tersebut. Kami juga akan mengusut pihak-pihak yang memanfaatkan insiden tersebut untuk kepentingan negatif,” pungkas Wiranto.