Selasa, 7 Oktober 2025

Rusuh di Papua

Kepala Daerah Dan Tokoh-tokoh Diharapkan Bisa Redam Aksi di Papua dan Papua Barat

Selain itu negara harus segara hadir dengan pendekatan yang lebih humanis, berkeadilan dan berkemanusian dalam meredam situasi di Papua dan Papua Bara

Editor: Johnson Simanjuntak
Srihandriatmo Malau/Tribunnews.com
Ribuan masyarakat dari Abepura 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Para kepala daerah, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat diharapkan bisa mengarahkan aksi protes dan aksi kekecewaan tidak sampai berujung anarkis di Papua dan Papua Barat.

Hal itu disampaikan Inisiator Gerakan Satu Bangsa, Stefanus Gusma kepada Tribunnews.com, Senin (19/8/2019).

"Juga organisasi-organisasi kepemudaan di sana segera melakukan konsolidasi dengan tetap pada komitmen kebangsaan Sumpah Pemuda 1928. Aksi kekerasan tidak boleh berlanjut, karena hanya akan menjadi spiral kekerasan berikutnya," ujar Stefanus Gusma.

Selain itu negara harus segara hadir dengan pendekatan yang lebih humanis, berkeadilan dan berkemanusian dalam meredam situasi di Papua dan Papua Barat.

Menurut dia, situasi yang terjadi saat ini membutuhkan penanganan yang tepat dan berkeadilan.

Baca: Sedang Laporkan Aksi Protes secara Live, Reporter TV Meksiko Ini Tiba-tiba Dihajar Pria Tak Dikenal

Penegakan hukum dan HAM harus dibarengi dengan konsolidasi tokoh dan organisasi dengan platform kebangsaan.

"Jangan ada sakit hati sesama anak bangsa yang diakibatkan ujaran kebencian atau ujaran bersentimen SARA, karena itu musuh Pancasila," ucap Stefanus Gusma.

Panglima TNI: Kita Berkoordinasi dengan Tokoh Masyarakat

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan terkait kondisi dan situasi keamanan menyusul kerusuhan massa yang terjadi di Manokwari, Papua, pada Senin (19/8/2019) pagi.

Ia mengatakan telah memantau kondisi keamanan di Manokwari sejak pagi hingga siang hari ini. Selain itu, ia juga mengatakan memantau para personel di Kodam XVIII Kasuari orang per orang. Ia memastikan, hingga saat ini situasi masih bisa dikendalikan.

"Sampai siang ini, saya terus pantau mulai tadi pagi, semuanya masih bisa dikendalikan. Namun kita tetap memantau sampai ke personel-personelnya. Person by person juga kita pantau kata Hadi di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklatad Batu Raja pada Senin (19/8/2019).

Baca: Respons Kerusuhan di Manokwari Papua, Kapolri Singgung soal Hoaks hingga Gubernur Jatim Minta Maaf

Ia mengatakan hingga siang ini belum ada personel TNI yang menjadi korban fatal dari insuden tersebut. Ia mengaku prihatin dengan persitiwa tersebut dan memohon doa dari masyarakat.

"Sampai saat ini memang belum terpantau korban. Artinya korban yang sampai fatal, tidak ada. Masih terus kita observasi. Namun kita semuanya ikut prihatin adanya kejadian seperti ini. Dan kita berusaha untuk bisa membantu pemerintah daerah meredakan situasi yang sedang terjadi. Doakan saja," kata Hadi.

Hadi mengatakan, pihaknya akan berkordinasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, san tokoh adat untuk menjaga situasi agar tetap kondusif. "Kita berkordinasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat. Kita tetap merekatkan persatuan di wilayah dalam rangka menjaga stabilitas keamanan. Itu sangat penting komunikasi," kata Hadi.

Saat ini Pangdam XVIII Kasuari, lanjutnya sudah bersama dengan Kapolda Papua Barat di Jalan Yos Sudarso. "Sampai siang hari ini, Pangdam sudah ada di tempat bersama Bapak Kapolda untuk meredakan situasi khususnya adalah di jalan Yos Sudarso," kata Hadi.

Baca: Komnas HAM Terjunkan Tim untuk Pantau Situasi di Papua

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved