Gabungnya Demokrat ke Kubu Jokowi Bergantung Chemistry dengan Partai Koalisi
Partai Demokrat hingga kini belum memutuskan sikap politiknya apakah akan berada di dalam pemerintahan ataupun di luar pemerintahan.
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat hingga kini belum memutuskan sikap politiknya apakah akan berada di dalam pemerintahan ataupun di luar pemerintahan.
Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan mengatakan partai Demokrat bisa saja bergabung ke dalam pemerintahan asalkan ada chemistry yang terbangun dalam menjalin koalisi.
"Memang mayoritas memang ya sih ingin ya bergabung kalau dengan catatan ya,kalau memang Chemistry dan kebersamaan bisa dibangun," kata Syarief, Selasa, (13/8/2019).
Ia mengatakan chemistry yang terbangun bukan hanya antara partai Demokrat dengan Jokowi saja. Melainkan juga antara partai Demokrat dengan partai-partai koalisi Indonesia kerja. Saat ini menurutnya Chemistry yang tergabung antara Demokrat dengan Jokowi sudah baik.
Baca: Oposisi atau Gabung Koalisi? Demokrat: Tunggu 9 September!
'Ya kalau dengan pak Jokowi sudah bagus. Nah cuma kan pak Jokowi ada partai-partai koalisinya nah, yang menjadi pertanyaan apakah partai koalisi itu juga sangat welcome terhadap penambahan koalisi dari partai Demokrat. Karena kan bagaimana juga kan unsur kebersamaan itu kan patut dibangun,"katanya.
Chemistry yang belum terbangun tersebut menurut Syarief bukan berarti partai koalisi Indonesia Kerja menolak kehadiran demokrat. Secara implisit PDIP, Golkar, PKB, PPP, dan NasDem, serta partai lainnya tidak mempermasalahkan Demokrat mendukung Jokowi.
"Ya secara implisit begitu. Secara implisit ya, tapi kita tidak tahu nanti bagaiman kan. Kan perkembangan politik kan semakin dinamis sekarang ini," pungkasnya.