Sabtu, 4 Oktober 2025

Sebut Ada 'Penumpang Gelap' di Kubu Prabowo saat Pilpres 2019, Gerindra: Prabowo Sudah Baca Situasi

Sebut ada 'penumpang gelap' di kubu Prabowo Subianto saat Pilpres 2019, Gerindra: Prabowo sudah baca situasi.

KOMPAS.COM/ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Calon presiden Prabowo Subianto menyapa para pendukungnya seusai mendaftarkan dirinya di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (10/8/2018). Pasangan Prabowo-Sandi secara resmi mendaftar sebagai calon presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024. 

Sebut ada 'penumpang gelap' di kubu Prabowo Subianto saat Pilpres 2019, Gerindra: Prabowo sudah baca situasi.

JAKARTA, TRIBUNNEWS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad berkisah soal ada penumpang gelap pada Pilpres 2019 yang kerap menyudutkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gerindra.

Prabowo adalah calon presiden nomor urut 02 pada Pilpres 2019.

Prabowo kesal karena ulah para penumpang gelap itu.

Mantan Danjen Kopassus itu, kata Dasco, ingin membuat para penumpang gelap tersebut gigit jari.

Baca: Membaca Kehadiran Prabowo ke Kongres PDIP, Pengamat : Sinyal Berkoalisi di Pilpres 2024

Baca: Senyum Megawati Saat Pandangi Foto Dirinya Bersama Prabowo: Ini Favorit Saya

Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan terkait perolehan suara Pilpres 2019 di kediaman Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (27/6/2019) malam. Dalam keterangannya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menerima hasil keputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan Pilpres 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan terkait perolehan suara Pilpres 2019 di kediaman Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (27/6/2019) malam. Dalam keterangannya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menerima hasil keputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan Pilpres 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kelompok itu, kata Dasco, sempat memanasi Prabowo agar mengorbankan para pendukungya guna membuat negara rusuh.

Tetapi, menurut Dasco, Prabowo punya cara lain: strategi yang mengagetkan penumpang gelap tersebut.

"Prabowo jenderal perang, dia sudah baca dalam situasi terakhir. Dia sudah bilang sama kita kalau kita diadu terus, kita terus dikorbankan," kata Dasco saat ditemui di rilis nasional Cyrus Network, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).

Tak Baperan

Dasco menceritakan, langkah pertama Prabowo yang tak diduga-duga kelompok tersebut, adalah meminta para pendukungnya agar tak menggelar unjuk rasa saat sidang sengketa hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca: Prabowo Hadiri Kongres PDIP di Bali, Dapat Tempat Duduk Spesial hingga Guyonan Megawati

Baca: Prabowo Hadiri Kongres Bali, Peneliti: Jadi Strategi PDIP Naikkan Posisi Tawar di Hadapan Presiden

Putusan ini, kata Dasco, bikin para penumpang gelap itu gigit jari.

"Itu di luar dugaan banyak orang, itu namanya penumpang gelap gigit jari," kata Dasco.

Prabowo, kata Dasco, memang mengatakan pada timnya akan mengambil tindakan yang tak diprediksi kelompok itu.

"Kata Prabowo, 'saya akan ambil tindakan yang bikin orang-orang itu enggak menduga'. Dia (Prabowo) banting setir, orang gigit jari," katanya.

Langkah selanjutnya, Prabowo membuka jalan rekonsiliasi, bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo.

Jokowi dan Prabowo berbincang di MRT, Sabtu (13/7/2019).
Jokowi dan Prabowo berbincang di MRT, Sabtu (13/7/2019). (DOK. Sekretariat Kabinet)

Baca: Meski Prabowo Hadir di Kongres PDIP, Belum Tentu Koalisi di 2024

Baca: 63 Persen Publik Apresiasi Pertemuan Jokowi-Prabowo di MRT, Bukan Sekedar bagi-bagi Kekuasaan

Itu pun, kata Dasco, putusan yang sepertinya tak diduga kelompok tersebut.

Langkah itu, kata Dasco, diakukan lantaran setelah sidang MK, masih ada sekelompok orang yang berusaha menghasut Prabowo.

Dasco menyebut kelompok itu ingin Prabowo mengorbankan para ulama dan emak-emak.

"Sesudah MK masih ada tuh, ada yang ngomong sama Prabowo, 'Pak, kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban, rakyat marah.' Prabowo pikir, 'Emang gue bodoh? Kan kasihan emak-emak, ulama mau dikorbankan'," ujar Dasco.

Guna mengantisipasi kekisruhan yang diinginkan oleh penumpang gelap itu, kata Dasco, maka Prabowo merancang pertemuan dengan Jokowi.

Baca: Curhatan Megawati di Kongres V PDIP: Jengkel dengan Posko Prabowo di Jateng Hingga Jatah Menteri

Baca: Kehadiran Prabowo di Kongres PDIP, Sinyal Baik Dalam Politik Kita

Tujuannya, rekonsiliasi pascapilpres.

Pertemuan itu pun terjadi pada 13 Juli 2019 di stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus.

"Untuk keutuhan NKRI, bukan mau minta menteri. Dirancanglah pertemuan rekonsiliasi secara diam-diam, senyap, tiba-tiba. Untuk persatuan bangsa, ketemu lah dua tokoh itu di MRT," pungkasnya.

Hingga akhir ceritanya, Dasco tak mengungkap siapa di balik penumpang gelap itu.

Yang jelas, kata dia, Prabowo kesal terhadap kelompok ini.

Baca: Reaksi Spontan Prabowo Subianto Saat Megawati Memintanya Mendekat

Baca: Bagi Prabowo, Oposisi atau Koalisi Sama Saja

(KOMPAS.com/Christoforus Ristianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gerindra: Ada "Penumpang Gelap" yang Gigit Jari karena Langkah Prabowo"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved