Mati Listrik di Ibu Kota dan Sekitarnya
Listrik Padam hingga Buat Jokowi Marah di Kantor PLN, Ke Mana Menteri BUMN, Rini Soemarno?
Keberadaan Menteri BUMN, Rini M Soemarno dipertanyakan setelah tidak ada saat Jokowi kunjungi kantor PLN.
Keberadaan Menteri BUMN, Rini M Soemarno dipertanyakan setelah tidak ada saat Jokowi kunjungi kantor PLN.
TRIBUNNEWS.COM - Keberadaan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M Soemarno dipertanyakan sejumlah khalayak.
Sebab, sejak terjadi listrik padam di Jabodetabek hingga sebagian Pulau Jawa, Minggu (4/8/2019), Menteri Rini tidak memberi keterangan apapun.
Termasuk saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke kantor pusat PLN di Jakarta, Senin (5/8/2019).
Tak nampak Menteri Rini dalam jajaran menteri yang membersamai Jokowi.
Jokowi datang ke kantor PLN bersama sejumlah menteri terkait.
Baca: Pasca-Listrik Padam, MRT dan KRL Kembali Beroperasi
Baca: 11 Kasus Mati Listrik Total di Dunia Sepanjang Sejarah, Indonesia Pernah Mengalami Tahun 2005
Di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Terlihat juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.

Dalam kunjungannya ke PLN, Jokowi terlihat marah dengan penjelasan yang disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani soal listrik padam.
Jokowi hanya meminta PLN segera mencari solusi dan melakukan perbaikan secepatnya agar listrik kembali menyala.
Saat Jokowi marah, para menteri yang mendampinginya diam, tak bergeming.
Baca: Sejumlah Wilayah Masih Alami Mati Listrik, PLN Perkirakan Listrik Kembali Menyala Senin Malam
Baca: Fakta-fakta Pertemuan Jokowi dan Pejabat PLN, hingga Penjelasan Istana
Ketiadaan Menteri Rini yang notabene sebagai pemimpin lembaga yang punya saham mayoritas perusahaan setrum itu sempat dipertanyakan.
Awam bertanya-tanya, ke mana Menteri Rini saat digegerkan dengan peristiwa mati listrik?
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, Menteri Rini tengah bertolak ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji.
"Iya betul (Menteri BUMN sedang ibadah haji)," jawab Edwin singkat saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (5/8/2019).
Meski begitu, Edwin tak bisa menjelaskan secara rinci dengan siapa saja Rini pergi haji.
"Kalau itu saya juga tidak tahu ya," kata dia.
Kabar Menteri Rini yang sedang naik haji juga diketahui dari foto yang beredar.
Dalam foto tersebut, Menteri Rini bersama sejumlah pejabat BUMN mengenakan seragam haji dalam sebuah pesawat.
Dikonfirmasi mengenai foto tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN, Wianda Pusponegoro yang ikut dalam rombongan membenarkan, Menteri BUMN sedang menunaikan ibadah haji.

"Benar Ibu menteri sedang menunaikan ibadah Haji (saat ini)," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (5/8/2019).
"Mohon didoakan agar selalu sehat juga perjalanan (pulang) berlangsung lancar, amiin," sambung dia.
Dalam foto yang beredar tersebut, Menteri Rini didampingi oleh beberapa pejabat Kementerian BUMN.
Di antaranya Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno.
Turut terlihat dalam foto tersebut beberapa direktur utama BUMN antara lain: Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama Inalum Budi Gunawan Sadikin.
Ada pula Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni.
Hal serupa juga disampaikan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Menteri Rini sedang menjelani ibadah haji dan tidak hadir dalam sidang paripurna terkait RAPBN 2020 di Istana Negara hari ini.
"Ya masa orang naik haji disuruh pulang," ujar Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Moeldoko menjelaskan, arahan yang diberikan Jokowi lebih ke arah Plt Direktur Utama PLN, Spripeni Inten Cahyani agar penanganan padamnya listrik segera ditangani dengan baik.
"Iya langsung dirut. Sama seperti tentara kalau nggak ada Panglima di Korem, Danremnya langsung dikumpulin, duduk sini," ujar Moeldoko sembari tertawa.
Saat Luhut dan Jonan Bungkam

Dua menteri Kabinet Kerja enggan berbicara terkait padamnya listrik yang terjadi separuh Pulau Jawa selama berjam-jam, Minggu (4/8/2019).
Ditemui di Istana, Senin (5/8/2019), seusai Rapat Paripurna terkait RAPBN 2020, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memilih diam.
Ia tidak melayani pertanyaan media yang bertanya solusinya agar padamnya listrik tidak kembali terjadi.
Luhut hanya meminta bertanya kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan.
"Tanya ke Pak Jonan," ujar Luhut yang langsung bergegas masuk ke dalam mobilnya.
Luhut merupakan 'ketua kelas' dari empat kementerian yaitu Kementerian ESDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pariwisata.
Bungkamnya Luhut juga diikuti oleh Jonan.
Mantan Menteri Perhubungan itu lebih memilih tidak mengeluarkan suara sama sekali ketika awak media mencecar pertanyaan soal padamnya listrik kemarin.
Detik-detik Kemarahan Jokowi
Ada yang tak biasa dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kantor Pusat PT PLN Persero, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).
Kepala Negara yang biasa mengumbar senyum justru memasang raut wajah datar saat di kantor PLN.
Bahkan, Jokowi juga menolak meladeni wawancara dengan media massa yang biasa dilakukannya setelah kunjungan.
Kemarahan Jokowi terjadi setelah mendengarkan penjelasan dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN, Sripeni Inten Cahyani.
Diketahui, Jokowi berkunjung ke Kantor Pusat PLN untuk meminta penjelasan soal listrik padam di Jabodetabek dan sebagian Pulau Jawa.
Pemadaman yang berlangsung sejak Minggu (5/8/2019) kemarin dan masih berlangsung di sejumlah wilayah hingga Senin sore ini sangat mengganggu aktivitas warga.
Dalam kunjungannya ke kantor pusat PLN, Jokowi bersama sejumlah menteri terkait.
Di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Terlihat juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Sejak datang pukul 08.30 WIB, Presiden memang sudah menunjukkan gelagat tak biasa.
Jokowi yang memakai kemeja putih lengan panjang memilih langsung masuk ke ruang rapat.
Orang nomor satu di Indonesia itu tidak transit lebih dulu di ruangan yang sudah disediakan pihak PLN.
Sesampai di ruang rapat, Jokowi yang duduk bersama para menterinya meminta direksi PLN memberikan penjelasan terkait listrik padam.
"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja."
"Kemudian kalau ada hal yang kurang, ya blak-blakan saja sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa-masa yang akan datang," kata Jokowi.
Setelah Jokowi berbicara selama dua menit, Plt Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani memberikan penjelasan mengenai masalah teknis yang menyebabkan padamnya listrik.
Sripeni yang berbicara selama 11 menit 34 detik bilang, listrik padam terkait gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.
Mendapat penjelasan dari Sripeni, Jokowi hanya menunjukkan raut wajah datar tak puas.
Bahkan Jokowi tak sekali pun tampak tersenyum.
Tanggapannya pun datar dan tersirat ada nada kekecewaan.
Menurut Jokowi, penjelasan wanita yang baru dua hari menjabat Plt Dirut PLN itu terlalu panjang dan teknis.
Jokowi sampai menggeluarkan istilah 'orang-orang pintar' pada jajaran direksi PLN.
"Penjelasannya panjang sekali," ucap Jokowi.
"Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun."
"Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata dia.
"Artinya, pekerjaan yang ada, tidak dihitung, tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kita semuanya," ujar Jokowi.
Saat Jokowi marah, suasana pertemuan tersebut berjalan sedikit tegang dan ruang rapat terasa sunyi.
Rombongan menteri yang mendampingi Jokowi, seperti Jonan, Budi Karya, hingga Rudiantara juga diam tidak bergeming.
Sripeni kembali meminta waktu untuk memberi penjelasan tambahan pada Presiden.
Dia juga meminta maaf karena lamban menangani masalah tersebut.
Sripeni memberi penjelasan teknis yang menyebabkan gangguan listrik padam tidak terantisipasi.
Menanggapi penjelasan Sripeni, Presiden hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.
"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya."
"Beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun agar segera bisa hidup kembali," ucap Jokowi.
"Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai kejadian lagi."
Itu saja permintaan saya. Oke terima kasih," kata Kepala Negara.
Tanggapan Jokowi pun relatif singkat, tak sampai dua menit.
Setelah itu, Jokowi langsung pergi meninggalkan ruang rapat PLN ditemani Sripeni.
Namun, tidak ada perbincangan atau basa-basi di antara keduanya.
Alhasil, ruang transit yang disiapkan untuk Jokowi, kembali 'dianggurkan.'
Padahal di ruangan itu disediakan meja bundar lengkap dengan kursi berwarna putih.
Di atas meja disediakan air minum, buah, dan beberapa kudapan.
Saat keluar gedung, Jokowi juga tidak melayani permintaan wawancara dari awak media.
Jokowi yang biasanya ramah menyapa awak media, memilih diam.
Padahal biasanya, Jokowi ramah atau menyapa dan melambaikan tangan ke arah awak media.
Setelah pertemuan dengan direksi PLN, Jokowi memilih pergi dengan diam kembali ke Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pukul 09.05 WIB.
Jokowi berada di kantor pusat PLN selama 15-20 menit.
Menteri lainnya, Budi Karya Sumadi dan Rudiantara juga ikut pulang meninggalkan kantor pusat PLN.
Sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan kembali masuk ke gedung utama PLN didampingi Sripeni.
Sama seperti Jokowi, Ignasius Jonan juga bungkam.
Mantan Dirut PT KAI itu juga enggan melayani permintaan wawancara awak media.
Setelah mengantar Ignasius Jonan masuk ke gedung utama, Sripeni kembali keluar meladeni sesi wawancara dengan awak media.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Seno Tri Sulistiyono/Theresia Felisiani/Ria Anatasia) (Kompas.com/Yoga Sukmana)