Pengamat: Pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati Lebih Rugikan Prabowo
Prabowo kecewa dengan terus meneriakkan agar Prabowo tetap menjadi oposisi dan di luar pemerintahan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan pertemuan yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Joko Widodo dan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri lebih merugikan Prabowo sendiri.
Alasannya karena pertemuan-pertemuan tersebut membuat pendukung Prabowo kecewa dengan terus meneriakkan agar Prabowo tetap menjadi oposisi dan di luar pemerintahan.
“Yang diuntungkan dari pertemuan-pertemuan tersebut adalah kubu Pak Jokowi dan PDI Perjuangan, sementara Pak Prabowo lebih dirugikan karena banyak pendukungnya yang kecewa di saat mereka masih meneriakkan Pemilu belum selesai,” ungkap Ray dalam diskusi “Meraba Langkah Kuda Mega dan Surya” di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2019).
Baca: 14 Anak Muda Indonesia Berhasil Bawa Pulang 19 Medali di Kejuaraan Dunia Seni Pertunjukan
Baca: Ikut Kompetisi PUBG di Jerman, Pevita Pearce Unggah Permintaan Maaf Karena Kalah
Baca: Nia Ramadhani Marahi Anaknya Pakai Nada Tinggi, Sahabat Puji Istri Ardi : Ini Emak-emak Sabar Banget
Baca: Nia Ramadhani Marahi Anaknya Pakai Nada Tinggi, Sahabat Puji Istri Ardi : Ini Emak-emak Sabar Banget
Dengan resiko seperti itu, Ray menilai ada tujuan yang ingin dituju Pak Prabowo dengan melakukan pertemuan dengan Jokowi dan Megawati di mana lebih dari sekadar rekonsiliasi.
Ray mengatakan kemungkinan tersebut semakin terang benderan ketika Megawati mengatakan siap untuk mempertemukan kembali Jokowi dan Prabowo.

“Prabowo ingin menyampaikan sesuatu kepada Megawati yang tujuan akhirnya kepada Pak Jokowi, lalu Ibu Mega kemarin mengatakan beliau bisa menyampaikan ke Pak Jokowi tapi alangkah baiknya bila Pak Prabowo menyampaikan langsung. Pertanyaannya kan apalagi yang mau disampaikan Prabowo ke Jokowi, pasti ada keinginan masuk koalisi pemerintahan.”
“Kalau menurut pengamatan saya sebesar 60 persen Partai Gerindra memiliki keinginan untuk bergabung ke pemerintahan,” pungkasnya.