BMKG Rilis Siaran Pers Terkait Kabar Gempa Bumi dan Tsunami di Pantai Cilacap dan Yogyakarta
Masyarakat diresahkan dengan kabar gempa bumi dan peringatan dini Tsunami yang akan terjadi di selatan Jawa, berikut jawaban BMKG
Selain itu, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.
d. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang beredar.
Apabila ingin mengetahui lebih jelas dapat menghubungi kontak center : 021-6546316 atau www.bmkg.go.id
Baca: Orang Tua Cut Meyriska Belum Tahu Apa-apa, sang Putri & Roger Danuarta Kembali Prewedding?
Baca: Bidikan Kamera Aisyahrani Ini yang Memicu Dugaan Hamil Syahrini Istri Reino Barack Makin Kuat
Baca: Tak Kuat Dibully Usai Ibunya Kena Kasus Narkoba, Anak Nunung yang Kelas 3 SD Pindah Sekolah ke Solo
Melansir postingan BMKG sebelumnya, Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG akhirnya angkat bicara.
"Selama 3 hari ini saya diminta banyak pihak untuk membuat klarifikasi terkait potensi gempa di Selatan Jawa," ungkap Daryono.
"Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami," jelasnya.
"Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat."
"Hal ini dianggap wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," imbuhnya.
Ia pun menjelaskan bahwa wilayah Samudra Hindia selatan Jawa sudah sering kali terjadi gempa besar dengan kekuatan di atas M=7,0.
Sejarah mencatat daftar gempa besar seperti gempa Samudra Hindia tahun 1863,1867, 1871, 1896, 1903, 1923, 1937, 1945,1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1994, dan 2006.
Sementara itu tsunami Selatan Jawa juga pernah terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006.
Kondisi ini merupakan bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong.
Besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu.
Untuk itu dalam ketidakpastian kapan terjadinya, kita semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata dengan cara membangun bangunan aman gempa.
Selain itu, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.