Jumat, 3 Oktober 2025

Gerindra Incar Kursi MPR, AHY: Demokrat Tidak akan Tinggal Diam

Partai Gerindra yang notabene sebagai kubu oposisi pada gelaran Pilpres 2019 secara blak-blakan incar kursi Ketua MPR RI.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sugiyarto
tribunnews.com/Danang Triatmojo
Komandan Kogasman Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Partai Gerindra yang notabene sebagai kubu oposisi pada gelaran Pilpres 2019 secara blak-blakan incar kursi Ketua MPR RI.

Menanggapi keinginan Gerindra, Komandan Kogasman Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku partainya tak akan tinggal diam begitu saja.

"Partai Demokrat tentu tidak akan tinggal diam," terang AHY di iNews Tower, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019).

Sebagai partai politik yang sama-sama berada dalam koalisi oposisi, Partai Demokrat ogah kalah dengan Gerindra soal keinginan kursi Ketua MPR.

AHY menjelaskan, partainya juga ingin secara aktif dan positif bersama elemen partai politik lainnya untuk menghadirkan sistem pemerintahan dan lembaga negara yang benar-benar kredibel, terpercaya dan punya integritas.

"Kita juga ingin secara aktif positif bersama elemen partai politik di tanah air, untuk bisa menghadirkan sebuah sistem dan lembaga yang benar-benar kredibel," ungkapnya.

Soal lobi-lobi antar sesama partai politik antara kubu pemerintah dan oposisi, ia anggap sebagai sesuatu yang lazim.

"Saya pikir lazim dalam sistem politik dan realitas politik kita hari ini bahwa terjadi lobi-lobi yang dilakukan oleh berbagai pihak terutama untuk menentukan pimpinan di lembaga tinggi negara," ucap dia.

Sebelumnya, Partai Gerindra mengincar kursi Ketua MPR RI. Wakil Ketua MPR dari Fraksi Gerindra Sodik Mudjahid mengatakan bahwa komposisi terbaik pimpinan lembaga negara nanti yakni Ketua DPR dari PDI Perjuangan dan ketua MPR dari dari Gerindra.

"Ketua MPR Gerindra, Ketua DPR PDIP, Presiden Joko Widodo," kata Sodik melalui pesan tertulisnya, Jumat, (19/7/2019).

Komposisi tersebut kata Sodik, tanpa harus menunggu peta koalisi oposisi dan koalisi di pemerintahan nantinya. Karena menurutnya rakyat dan bangsa Indonesia sudah memahami Bagaimana posisi PDIP serta Gerindra dalam pileg dan pilpres 2019.

Sodik mengatakan dengan Ketua DPR dari PDIP serta Ketua MPR dari Gerindra menunjuk semangat rekonsiliasi yang bertujuan untuk kebersamaan serta kesatuan dan persatuan bangsa.

Ia menambahkan bahwa Inti rekonsoliasi adalah memperkokoh kembali semangat kebersamaan, demi kepetingan yang lebih besar yakni kesatuan dan persatuan bangsa. Hal itu menjadi modal paling penting untuk memperkuat kembali kedaulatan dan kemajuan bangsa Indonesia di segala bidang, termsuk dalam bidang ekonomi.

Atas dasar itulah menurut Sodik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersedia bertemu Jokowi meski memiliki resiko ditinggal sebagain pendukungnya.

Oleh karena itu tidaklah salah dan berlebihan apabila semangat rekonsiliasi itu ditunjukkan salah satunya dengan penentuan pimpinan MPR.

"Pertama tama harus diwujudkan oleh para wakil rakyat anggota MPR (dari angggota DPR dan DPD), terutama oleh para pemimpin partai,dalam menetapkan ketua MPR," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved