Sabtu, 4 Oktober 2025

Kabinet Jokowi

Hendropriyono Berharap Jokowi Bentuk Kabinet Zaken

AM Hendropriyono berharap Presiden terpilih Joko Widodo membentuk kabinet Zaken pada periode kedua pemerintahannya.

Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Mantan Kepala BIN Jenderal (Pur) AM Hendropriyono di gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono berharap Presiden terpilih Joko Widodo membentuk kabinet Zaken pada periode kedua pemerintahannya.

"Presiden, saya harapkan bikin kabinet seperti zaken kabinet dari profesional," kata Hendropriyono di gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Kabinet zaken adalah suatu kabinet yang jajaran menterinya berasal dari kalangan ahli dan bukan representasi dari suatu partai politik.

Baca: Polri Sebut Basaria Panjaitan Punya Peluang Besar Kembali Menjadi Pimpinan KPK

Baca: Merasa Rugi Satu Suara di Pangkalpinang, PBB Gugat KPU dan Nasdem

Baca: Sekjen NasDem: Bahaya Bila Semua Berada di Kabinet

Baca: Pengamat: Anak Muda yang Jadi Menteri Jokowi Harus Profesional dan Tidak Terafiliasi Partai Politik

Mantan ketua umum PKPI ini juga tak mempermasalah jika memilih menteri dari kalangan partai politik.

"Boleh dari partai politik tapi yang pilih kepala negara," ucapnya.

Ia mengungkapkan alasannya agar presiden Jokowi membentuk Kabinet Zaken karena ketika seseorang dipilih duduk sebagai menteri, kesetiannya ditumpahkan untuk urusan bangsa dan bukan lagi urusan partai politik.

"Saya kira tidak terlalu susah asal semuanya kalian punya keingingan dan kemauan politik," jelasnya.

Sebelumnya, muncul usul agar Presiden Jokowi membentuk kabinet Zaken pada pemerintahannya kedepan.

Usul itu disampaikan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif.

Syafii Maarif menilai, para ahli yang menjadi calon menteri boleh diusulkan oleh partai politik.

Syaratnya, kata Syafii, partai tak boleh mengusulkan hanya satu nama, tetapi beberapa nama yang kemudian dipilih oleh Jokowi.

"Jadi presiden lebih berdaulat. Kalau tidak, kabinet yang lalu ini menurut saya banyak bolongnya," ungkap Syafii Maarif.

Tiga menteri diprediksi terlempar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku banyak menteri yang saat ini menjabat bakal dipertahankan untuk pemerintahan periode 2019-2024.

Pertanyaan siapakah Menteri yang tidak akan dipertahankan Jokowi dalam kabinet periode keduanya pun menjadi sorotan publik.

Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio memprediksi tiga nama menteri yang selama ini terseret dalam pusaran kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi Korupsi (KPK) tidak akan diperpanjang untuk periode kedua.

Adapun tiga menteri yang terseret kasus di KPK yakni Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Baca: Respons Hendropriyono Sikapi Anaknya Diaz Hendropriyono Masuk Bursa Menteri Muda Jokowi

Baca: Aktor Cilik Jefan Nathanio Berkarier sebagai Penyanyi Solo

Baca: Kapten Persib Sampaikan Pesan Perdamaian untuk Bobotoh dan The Jak Mania

Baca: Rumah Anggota DPR Fraksi PAN Digeledah KPK Terkait Suap Ketua DPRD Tulungagung

Menpora sebelumnya menjadi saksi di Sidang Tipikor dalam kasus dugaan suap dana hibah kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Sementara itu, Mendag pernah diperiksa KPK terkait kasus gratifikasi politisi Golkar Bowo Sidik Pangarso (BSP).

Kemudian, Menteri Agama juga sudah dipanggil KPK terkait jual beli jabatan di Kemenag yang menyeret Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy.

"Menteri-menteri yang akan diselesaikan pak Jokowi kan Menteri-menteri yang sedang terseret kasus di KPK. Yakni pak Enggar, Pak Lukman dan Pak Imam Nahrawi. Mungkin itu yang akan diselesaikan pertama dulu sama pak Jokowi," kata pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Jumat (12/7/2019).

Menurut dia, mengahapus nama tiga menteri tersebut penting bagi Jokowi untuk menjaga citra dirinya yang sudah dibangunnya di awal pemerintahan pada 2014 lalu.

Letika menyusun kabinetnya saat itu, Jokowi meminta masukan dari KPK mengenai rekam jejak calon Menterinya.

"Nah ini kalau yang berurusan dengan KPK tidak diberesin, maka citra tidak bisa dimainkan lagi nanti di periode kedua," jelas Hendri Satrio.

Selain itu dia menilai juga partai politik akan melakukan pergantian kadernya yang akan duduk di Kabinet Kerja II.

"Beberapa partai politik juga akan mengganti kadernya. Ya gantian saja sebetulnya siapa yang keluar, siapa yang masuk. Misalnya PDIP sudah menyiapkan Budiman Sudjatmiko, Adian untuk masuk," jelasnya.

Selain itu kata dia, Jokowi ingin ada warisan (legacy) yang bisa dinikmati masyarakat dan generasi mendatang pada periode kedua pemerintahannya.

Karena itu Menteri-menteri yang tidak bisa memberikan legacy, kemungkinan tidak akan dipertahankan Jokowi.

Megawati Beri Tanggapan soal Wacana Menteri Muda

Bagaimana tanggapan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengenai wacana Menteri Muda Jokowi?

Menurut Megawati, bisa saja menteri itu dari kalangan anak muda.

Namun, puteri Presiden pertama Indonesia itu pun memberikan catatan penting, sebaiknya dipastikan memang bisa bekerja.

Begitupun yang berusia tua namun berpengalaman dan bisa bekerja, tak seharusnya ditolak.

Megawati pun mengenang, di jaman Bung Karno, ada anggota kabinet yang muda, tapi memang pintar dan menguasai masalah.

"Ini yang saya lihat kelemahan kita dewasa ini. Orang disodor-sodorkan, tapi tidak mengerti secara praktis tata pemerintahan," ujar saat menjawab isu terkini di sela kunjungannya dalam Forum Perdamaian Dunia, di Beijing, China, seperti disampaikan dalam keterangan resminya kepada Tribunnews.com, Kamis (11/7/2019).

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menjawab pertanyaan wartawan di Beijing, Rabu (10/7/2019). / Istimewa
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menjawab pertanyaan wartawan di Beijing, Rabu (10/7/2019). / Istimewa (Istimewa)

Namun, Megawati mengatakan seseorang calon Menteri minimal tahu soal DPR RI.

Sebab di situlah tempat membuat undang-undang (UU), bertemu dan mengawasi mitra kerja, hingga memutuskan RUU bersama Pemerintah.

Baca: Menteri Yohana Dorong DPR Percepat Pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Artinya, seorang muda itu paling tidak sudah harus belajar.

Megawati memberikan gambaran dirinya masuk pemerintahan sudah memiliki pengalaman di DPR dalam membuat perundangan.

"Kalau tidak tahu proses bikin perundangan, bagaimana? Dan saya suka bilang, (jadi menteri, red) memang mau mejeng saja? He he. Saya tidak akan menyebut nama."

"Kita lihat, mereka-mereka yang tidak punya latar belakang di dalam proses menjalankan tata pemerintahan di republik ini, dia fail (gagal, red)," ucap Megawati.

"Karena dia akan bingung sebenarnya dia mau bikin apa. Perundang-Undangan nggak hapal," tambahnya.

Oleh sebab itulah, Megawati menegaskan kalau ada anak muda yang ingin jadi menteri seperti wacana yang saat ini beredar, sebaiknya menyiapkan dirinya dengan baik.

Jokowi segera umumkan susunan kabinet

Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Jokowi-Ma'ruf Amin dilantik menjadi presiden dan wakil presiden 2019-2024 pada 20 Oktober 2019 mendatang.

Di sisa tiga bulan waktu sebelum pelantikan, ternyata Presiden Jokowi sudah menyiapkan nama-nama menteri hingga menyusun komposisi menteri untuk di kabinetnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut akan secepatnya mengumumkan kabinet barunya itu ke publik.

"Sudah (menyusun kabinet), secepatnya (diumumkan)," kata Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (12/7/2019).

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana mengunjungi Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis, (11/07/2019).Tujuan kedatangan Presiden adalah penataan kawasan Pulau Rinca yang terkenal dengan komodo untuk peningkatan palayanan sehingga semakin banyak menarik turis domestik dan asing untuk berkunjung. (Presidential Palace/Agus Suparto)
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana mengunjungi Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis, (11/07/2019).Tujuan kedatangan Presiden adalah penataan kawasan Pulau Rinca yang terkenal dengan komodo untuk peningkatan palayanan sehingga semakin banyak menarik turis domestik dan asing untuk berkunjung. (Presidential Palace/Agus Suparto) (Presidential Palace/Agus Suparto)

Bicara soal komposisi menteri, Jokowi mengatakan komposisi kabibet berasal dari kalangan partai dan profesional dengan pembagian 40-60 atau 50-50.

Baca: Masuk Penjara Lagi, Ridho Rhoma Tak Jadi Diantar Sang Ayah

Baca: Bocorkan Susunan Kabinet, Jokowi: Banyak Menteri Lama Bertahan

"Kira-kira 40-60 atau 50-50, nanti dilihat saja," singkatnya.

Sebelumnya, Jokowi bersuara soal susunan kabinet hingga komposisi menteri untuk periode 2019-2024.

Dia pun tidak menampik sudah menyusun kabinet yang terdiri dari komposisi kalangan partai dan profesional.

"Sudah, sudah ada (susunan kabinet)," ucap Jokowi.

Ketika ditanya apakah menteri yang ada saat ini banyak yang kembali dipakai atau dipertahankan sebagai pembantunya di kabinet, Jokowi menjawab banyak, hanya saja dia enggan membocorkan siapa menteri-menteri yang bakal kembali ikut mengisi kabiner kerja jilid II.

"Banyak (menteri yang bertahan)," singkatnya.

Presiden terpilih ini juga tidak mempermasalahkan sejumlah partai‎ pendukungnya yang meminta kursi menteri.

Jokowi terpilih kembali menjadi presiden bersama Ma'ruf Amin didukung PDIP, Golkar, NasDem, PKB, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PKPI hingga PBB.

Sejumlah partai terang-terangan sudah menuntut jatah kursi menteri di Kabinet Kerja jilid II pada Presiden Jokowi. Jokowi sendiri menanggapi santai hal tersebut.

Banyak menteri yang bertahan

Dia pun tidak menampik sudah menyusun kabinet yang terdiri dari komposisi kalangan partai dan profesional.

"Sudah, sudah ada (susunan kabinet)," ucap Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (12/7/2019).

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana mengunjungi Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis, (11/07/2019).Tujuan kedatangan Presiden adalah penataan kawasan Pulau Rinca yang terkenal dengan komodo untuk peningkatan palayanan sehingga semakin banyak menarik turis domestik dan asing untuk berkunjung. (Presidential Palace/Agus Suparto)
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana mengunjungi Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis, (11/07/2019).Tujuan kedatangan Presiden adalah penataan kawasan Pulau Rinca yang terkenal dengan komodo untuk peningkatan palayanan sehingga semakin banyak menarik turis domestik dan asing untuk berkunjung. (Presidential Palace/Agus Suparto) (Presidential Palace/Agus Suparto)

Ketika ditanya apakah menteri yang ada saat ini banyak yang kembali dipakai atau dipertahankan sebagai pembantunya di kabinet, Jokowi menjawab banyak, hanya saja dia enggan membocorkan siapa menteri-menteri yang bakal kembali ikut mengisi kabiner kerja jilid II.

"Banyak (menteri yang bertahan)," singkatnya.

Baca: Jenguk Putrinya di Polda Metro Jaya, Ibunda Rey Utami Menangis, Hanya Bisa Bertemu 30 Menit

Baca: Ayu Ting Ting Ajak Bilqis Liburan ke Singapura Sebelum Masuk Sekolah, Intip Foto-foto Keseruannya

Baca: Akhir Pekan, Jokowi Bersama Maruf Akan Paparkan Visi Dihadapan Masyarakat

Presiden terpilih ini juga tidak mempermasalahkan sejumlah partai‎ pendukungnya yang meminta kursi menteri.

Diketahui parpol yang secara terang-terangan meminta jatah menteri yakni PKB, NasDem, hingga PPP.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved