Kabinet Jokowi
Tak Hanya Kursi Menteri, Golkar Juga Siapkan Kadernya di Parlemen
"Tentu orangnya yang terbagus juga disiapkan di parlemen maupun kementerian, jadi enggak hanya fokus menteri saja," lanjutnya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Golkar, Meutya Hafid, menyebut hingga saat ini belum ada nama yang santer bakal jadi potensi mengisi pos menteri di kabinet Jokowi-Maruf.
Terlebih, soal kader Golkar yang usianya masih di kisaran 25 hingga 30 tahun.
Baca: PKB Anggap Aneh Narasi Rekonsiliasi Pasca-Pilpres Dikaitkan dengan Habib Rizieq
Golkar, kata Meutya Hafid, masih melihat satu per satu dari kadernya yang memiliki potensi tersebut.
"Sekali lagi Golkar tidak hanya fokus kepada memberikan nama menteri, karena kami sangat yakin bahwa parlemen menjadi penting juga," kata Meutya Hafid di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/7/2019)
Di Senayan, kata Meutya, Partai Golkar juga memiliki nama-nama potensial.
"Tentu orangnya yang terbagus juga disiapkan di parlemen maupun kementerian, jadi enggak hanya fokus menteri saja," lanjutnya.
Selain itu, Meutya memahami bahwa generasi muda saat ini juga memiliki potensi untuk mengisi pos menteri kabinet Jokowi. Beberapa pos menteri pun disebutkan Meutya.
"Di antaranya Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Pariwisata, mungkin bagus juga untuk anak muda dan yang paling dekat. saya lihat juga Presiden sangat konsen ke sana," pungkasnya
Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo menyatakan, dirinya membuka peluang bakal mengisi kursi menteri dalam kabinet kerja periode 2019-2024 dengan sosok yang punya rentang umur 25 sampai 30 tahun.
Namun sosok muda itu harus memiliki kemampuan mumpuni semisal manajerial, hingga mampu mengeksekusi program yang disusun.
Baca: Soal Rumor Gerindra Merapat ke Pemerintah, Politikus Golkar : Harus Ikhlas, Tak Perlu Target Menteri
Bahkan, mungkin saja katanya kabinet kerjanya nanti diisi banyak sosok berusia 30 tahunan.
"Dan kabinet yang baru mungkin akan banyak diwarnai oleh yang muda-muda. Yang bisa saja ada menteri umur 25 tahun, kenapa tidak? Tapi dia harus mengerti manejerial, mampu mengeksekusi program yang ada. Ya umur 30-an mungkin akan banyak," ungkap Jokowi.
Apa mau Jokowi?
Diberitakan Kompas.com, Presiden Joko Widodo mengaku tidak akan membedakan latar belakang profesional atau partai politik dalam menyusun kabinet pemerintah 2019-2024.
Baca: Barbie Kumalasari Sebut Pihak Fairuz Giring Opini Soal Ikan Asin, Ini Keyakinanya di Pengadilan
Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.
"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya. Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik."
"Jangan seperti itulah, karena banyak juga politisi yang profesional," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan harian Kompas, Senin (1/7/2019).
Sikap Jokowi berbeda dengan saat pertama kali ia terpilih menjadi Presiden RI pada 2014.
Saat itu, Jokowi membagi dua menterinya menjadi dua kategori, yakni 16 dari partai politik dan 18 dari profesional.
Namun, kini menurut Jokowi tak penting lagi apakah menteri itu berasal dari kalangan profesional atau parpol.
"Yang penting setiap kementerian diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya."
"Mengerti masalah-masalah yang ada di dalamnya sehingga gampang mengeksekusi program, gampang menyelesaikan masalah-masalah yang ada," kata Jokowi.
Menurut dia, saat ini pembahasan mengenai kabinet ke depan masih dibahas dengan parpol Koalisi Indonesia Kerja yang mengusung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
Namun, Jokowi juga tak menutup pembicaraan dengan parpol oposisi yang hendak bergabung.
"Sudah sering saya sampaikan, kami terbuka untuk siapa pun yang ingin bersama-sama, yang ingin bekerja sama memajukan negara ini, membangun negara ini, secara terbuka," kata politisi PDI-P ini.
