Pilpres 2019
Cendikiawan Muda NU: Kita Harap Setelah Lebaran Situasi Politik Lebih Adem Dan Kondusif
pertemuan antara Jokowi dan Prabowo dapat menjadi oase bagi tumbuhnya solidaritas kebangsaan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Cendekiawan muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi berharap situasi politik tanah air akan lebih adem dan kondusif setelah lebaran Idul Fitri.
Karena pertemuan pertemuan antara calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dengan nomor urut 02 Prabowo Subianto yang rencananya akan berlangsung setelah Lebaran Idul Fitri.
"Idul Fitri harus jadi momentum silaturhim dan rekonsiliasi nasional. Seluruh elemen bangsa, khususnya para elite politik agar merekatkan lagi persaudaraan yang retak selama perhelatan Pemilu," ujar Ketua DPP Baitul Muslimin (Bamusi) ini kepada Tribunnews.com, Senin (3/6/2019).
Karena itu, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo dapat menjadi oase bagi tumbuhnya solidaritas kebangsaan.
"Kita berharap setelah lebaran, situasi politik di negeri ini lebih adem dan kondusif," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan politisi Golkar, Nurul Arifin kepada Tribunnews.com.
Baca: Ada Tol Trans Jawa, Lalu Lintas di Jalan Nontol Turun Signifikan
"Tentunya hal ini menjadi harapan banyak pihak. Jika benar terjadi ini adalah signal positif untuk adanya rekonsiliasi pasca Pilpres," ujar Caleg yang akan kembali ke Senayan ini.
Memang, dia menyadari, tidak dipungkiri adanya ketidak-relaan beberapa pihak terhadap pertemuan yang bakal dilakukan.
"Namun umumnya masyarakat Indonesia yang cinta damai, sangat mengharapkan pertemuan tersebut bakal benar-benar terjadi," tegas aktris senior ini.
Menurut Nurul Arifin, rakyat sudah lelah dengan hiruk pikuk politik yang tak berkesudahan.
Apalagi keamanan, ekonomi dan investasi butuh iklim politik yang kondusif.
Karena itu, lanjut dia, pertemuan kelak antara Jokowi dengan Prabowo tentu saja disertai harapan dapat meredam suhu politik yang panas.
"Dan utamanya bisa diikuti oleh seluruh simpatisan dan pendukungnya," harapnya.
Sidang gugatan sengeketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) pun menurut dia, tetap bisa terus berjalan dengan kondisi psikologis yang lebih baik nantinya.
"Diperlukan kesadaran bersama untuk mendinginkan suhu politik dan kembali ke kehidupan normal," kata dia.