Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Sindir AHY ''Bangsawan Politik'', Andre Rosiade: Saya Merangkak dari Bawah Bukan Bangsawan Politik

Pasalnya, sebelum pertemuan, Agus tidak melakukan konfirmasi lebih dulu ke pihak BPN, sebagai bagian dari koalisi.

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Andre Rosiade sempat menyindir Komandan Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam sebuah diskusi di media center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019).

Ketua DPP Partai Gerindra itu menilai belakangan Agus telah melakukan manuver politik dengan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Kamis (2/5/2019).

Pasalnya, sebelum pertemuan, Agus tidak melakukan konfirmasi lebih dulu ke pihak BPN, sebagai bagian dari koalisi.

Ia juga menyinggung kehadiran Agus pada silaturahim di Museum Kepresidenan Bogor, Gedung Balai Kirti, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019), bersama kepala daerah dan tokoh politik yang ia anggap pendukung Presiden Jokowi.

Andre kemudian mengkritik pernyataan Agus yang menyebut Partai Demokrat sudah menyarankan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk bersabar menunggu hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Menurut AHY, saran itu didasarkan pada sikap partai yang berkomitmen menggunakan cara-cara konstitusional dalam kontestasi politik, terutama pemilihan umum.

Baca: Demokrat Minta Anies Baswedan Tiru AHY, Gerindra: Mas Anies Gak Ingin Jadi Menteri

Sementara, Andre menegaskan bahwa langkah yang diambil BPN selama ini adalah upaya yang konstitusional.

Saat menyindir Agus, Andre menggunakan istilah bangsawan politik.

Kepala daerah dan tokoh politik nasional berkumpul di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor, Jawa Barat, Rabu(15/5/2019) malam. Pertemuan itu dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Wagub Jatim Emil Dardak, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, dan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ada pula Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diany, dan Walikota Bogor Bima Arya
Kepala daerah dan tokoh politik nasional berkumpul di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor, Jawa Barat, Rabu(15/5/2019) malam. Pertemuan itu dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Wagub Jatim Emil Dardak, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, dan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ada pula Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diany, dan Walikota Bogor Bima Arya (Dokumentasi Panitia Pertemuan “Silaturahmi Bogor untuk Indonesia)

"Jadi kalau ada bangsawan politik yang lagi bersilaturahim ketemu pak Jokowi tanpa konfirmasi pada teman-teman koalisi, lalu berpidato bilang kami memberikan masukan pada BPN agar ke depan mengambil langkah konstitusional. Saya tanya, lapor ke Bawaslu itu konstitusional enggak?" ujar Andre.

Andre pun mengingatkan bahwa etika dan loyalitas itu penting dalam berpolitik.

Lantas ia membandingkan AHY dengan dirinya yang menata karier politiknya dari bawah melalui Partai Gerindra hingga mendapat jabatan struktural.

"Saya merangkak dari bawah bukan bangsawan politik, tapi bagi saya sebagai pejuang politik yang merangkak dari bawah bukan bangsawan politik, etika itu penting. Dalam berpolitik etika dan loyalitas itu penting dalam berpolitik," tuturnya.

Kendati demikian, Andre menuturkan bahwa kritik yang ia lontarkan itu merupakan pendapat pribadi.

Ia mengatakan, pihak Partai Gerindra maupun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga belum mengambil sikap terkait manuver AHY tersebut.

Dari kiri ke kanan berdiri Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Gubernur NTB Zulkiflimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Wali Kota Bogor Bima Arya, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berfoto bersama usai menggelar Silaturahmi Bogor Untuk Indonesia di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019). Pertemuan silaturahmi Bogor Untuk Indonesia ini bertujuan untuk membangun Indonesia dengan cara yang damai dengan mengedepankan kebersamaan dan membangun komunikasi. TRIBUNNEWS/HO
Dari kiri ke kanan berdiri Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Gubernur NTB Zulkiflimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Wali Kota Bogor Bima Arya, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berfoto bersama usai menggelar Silaturahmi Bogor Untuk Indonesia di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019). Pertemuan silaturahmi Bogor Untuk Indonesia ini bertujuan untuk membangun Indonesia dengan cara yang damai dengan mengedepankan kebersamaan dan membangun komunikasi. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Anies Baswedan

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved