Dubes Palestina Tidak Yakin AS Serius Wujudkan Perdamaian Palestina-Israel
Keraguan tersebut muncul karena ia melihat Trump sangat menunjukan keberpihakannya kepada Israel
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun tidak yakin terhadap upaya Amerika Serikat khususnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam mewujudkan perdamaian antara Palestina dan Israel.
Keraguan tersebut muncul karena ia melihat Trump sangat menunjukan keberpihakannya kepada Israel yang tampak dari kedekatan Trump dengan Calon Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dalam Pemilu di Israel.
Hal itu disampaikan Zuhair di kantor Kedutaan Besar Palestina di Menteng Jakarta Pusat pada Jumat (17/5/2019).
"Karena sekarang kita sudah lihat dalam Pemilu Israel, Trump berada di belakang Netanyahu sampai akhir proses tersebut. Dari hal itu pun tidak menunjukan keberpihakan pada kami. Kami sangat yakin, ini hanya permainan saja. Saya tidak yakin Trump ingin menjadi mediator dalam perdamaian tersebut," kata Zuhair.
Diberitakan Kompas.com, Penasihat senior Amerika Serikat (AS) Jaredh Kushner angkat bicara soal rencana perdamaian di Timur Tengah antara Israel dan Palestina.
Kushner yang juga menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu menuturkan, Gedung Putih telah mengembangkan "cetak biru" rencana perdamaian disertai visi ekonomi.
Berbicara di Washington Institute for Near East Policy, Kushner mengungkapkan tentang solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel serta Palestina.
"Jika Anda menyebutkan solusi itu, tentunya satu bagian kepada Israel, satu bagian lagi kepada Palestina," terang Kushner dilansir New York Post Jumat (3/5/2019).
Baca: Indonesia Pimpin DK PBB, Dubes Palestina Harap Indonesia Lunakkan Amerika dan Israel
"Kami akan berkata 'Anda tahu, jangan katakan itu. Mari katakan, ayo fokus kepada detil yang menjadi rencana ini'," ujarnya.
Namun Kushner dikutip The Guardian menolak membeberkan rencana itu.
Meski begitu, dia memastikan status final antara Israel dan Palestina ketika diumumkan pertengahan 2019 ini.
Pimpinan Palestina telah menyatakan tidak akan menerima mediasi dari Trump, yang mereka anggap sudah membuat serangkaian kebijakan yang menguntungkan Israel.
Salah satunya adalah ketika Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017, sekaligus memindahkan kedutaan besarnya ke sana.
Israel selalu menganggap kota suci bagi tiga agama itu sebagai ibu kota mereka. Namun, Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan.
Kushner mengungkapkan sang ayah mertua sempat bertanya kepadanya tentang bagaimana keputusan pengakuan Yerusalem itu bakal memberikan dampak ke depannya.