Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilu 2019

Demo di Depan Bawaslu, Massa Minta Dugaan Kecurangan Diusut Tuntas hingga Sempat Diwarnai Kericuhan

Aksi unjuk rasa kembali digelar di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI di Jalan MH Thamrin Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Penulis: Daryono
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI
Aksi massa di depan Gedung Bawaslu, Jalan MH. Thamrin, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi unjuk rasa kembali digelar di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI di Jalan MH Thamrin Jakarta, Jumat (10/5/2019). 

Demonstrasi oleh massa yang mengatasnamakan dirinya Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran (Gerak) ini diikuti oleh ribuan peserta. 

Meski secara umum berjalan tertib, aksi unjuk rasa ini sempat diwarnai kericuhan. 

Berikut rangkuman dari aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu

1. Minta Bawaslu Usut Tuntas Kecurangan

Dalam aksi unjuk rasa itu massa meminta Bawaslu RI mengusut tuntas kecurangan-kecurangan Pemilu 2019.

Termasuk meminta Bawaslu melakukan pemeriksaan forensik petugas pemungutan suara yang meninggal setelah bertugas.

Baca: TERBARU Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Jumat 10 Mei: 3 Daerah Sudah 100%

Inisiator 2019 Ganti Presiden, Neno Warisman hadir mewarnai aksi massa damai tuntut dan kawal Bawaslu atasi kecurangan pemilu 2019, di kantor Bawaslu, MH.Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).

Sejumlah massa dari berbagai eleman massa melakukan aksi di depan kantor Bawaslu, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Sejumlah massa dari berbagai eleman massa melakukan aksi di depan kantor Bawaslu, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). (TRIBUNNEWS.COM/RINA AYU PANCA RINI)

Mengenakan jilbab coklat dan berbusana putih, Neno naik ke atas mobil komando dan mulai menyanyikan lagu 2019 Ganti Presiden.

Massa yang membawa atribut, baliho, serta bendera merah putih pun bersama-sama menyanyikan lagu kebanggaan 2019 Ganti Presiden.

Seusai menyanyikan lagu, Neno Warisman menyempatkan diri berorasi dan berseru untuk tak berhenti mengawal perjuangan Prabowo-Sandi.

"2019 untuk Prabowo-Sandi, mari kita kawal terus," ucap Neno.

2. Sebabkan Kemacetan

Aksi unjuk rasa di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu) RI di Jalan MH Thamrin menyebabkan kemacetan panjang pada Jumat (10/5/2019) sore.

Bahkan jalur transjakarta di Jalan MH Thamrin turut macet panjang hingga Jalan Jenderal Sudirman.

Pantauan Kompas.com di dekat Halte Karet pukul 15.30, bus tak bergerak sudah hampir satu jam.

Penumpang transjakarta diizinkan turun dan melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi lain.

Baca: SBY Disebut Kivlan Zen Licik, Kader Partai Demokrat hingga TKN Angkat Bicara

Petugas membantu penumpang yang turun menyeberang jalan.

Namun arah sebaliknya, yakni ke arah Senayan, arus lalu lintas lancar.

Sebagian penumpang masuk halte untuk naik bus ke arah sebaliknya.

Massa meminta layanan Bus Transjakarta menuju Monas dihentikan sementara akibat banyaknya massa yang mengikuti aksi unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Massa meminta layanan Bus Transjakarta menuju Monas dihentikan sementara akibat banyaknya massa yang mengikuti aksi unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). (Rizal Bomantama/Tribunnews.com)

Ada pula yang memesan ojek online di pinggir jalan.

Antrean kendaraan mengular hingga Bundaran Senayan dan Jalan Jenderal Gatot Subroto.

Massa mulai memadati area depan gedung Bawaslu, Jakarta Pusat pada Jumat (10/5/2019) pukul 13.30 siang.

Mereka sempat berkumpul di Sarinah yang terletak di seberang gedung Bawaslu sebelum kemudian bergerak bersamaan ke depan Gedung Bawaslu.

Aksi di Bawaslu Membeludak, Jalan MH Thamrin Arah Monas Ditutup Pukul 14.40, polisi kemudian menutup jalan MH Thamrin arah Monas.

Penutupan jalan dilakukan mulai dari Bundaran HI.

Baca: 8942 Personel Gabungan Amankan Demo di Depan Gedung KPU dan Bawaslu

Sejumlah personel kepolisian tampak membentuk barikade di balik kawat berduri.

Beberapa personel lainnya sibuk mengarahkan arus lalu lintas yang padat merayap karena membeludaknya jumlah massa.

3. Polisi Kenakan Sorban dan Kopiah Putih

Ratusan personil Kepolisian dan Brimob Polda Metro Jaya disiagakan sepanjang pelaksanaan unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).

Personil kepolisian berjaga mulai dari Kantor Bawaslu RI, jembatan penyeberangan orang hingga di sekitar Sarinah Mall yang berada di seberang Kantor Bawaslu RI.

Dari ratusan polisi yang disiagakan terdapat sekitar 20 personil Brimob bersorban dan kopiah putih yang berjaga di depan Kantor Bawaslu RI.

Sejumlah massa dari berbagai eleman massa melakukan aksi di depan kantor Bawaslu, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Sejumlah massa dari berbagai eleman massa melakukan aksi di depan kantor Bawaslu, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). (TRIBUNNEWS.COM/RINA AYU PANCA RINI)

Selain menggunakan sorban dan kopiah hitam, anggota Brimob tersebut mengenakan seragam hitam khas Korps Brimob .

Mereka berjaga di belakang pagar kawat duri yang dipasang di depan Kantor Bawaslu RI.

Sebelumnya personil kepolisian bersorban dan berkopiah putih kerap disiagakan saat mengawal aksi unjuk rasa bela Islam yang pernah dilaksanakan tahun 2017 hingga 2018.

4. Sempat Diwarnai Kericuhan

Dikutip dari TribunJakarta, kericuhan sempat terjadi usai massa pendukung capres nomor urut 02 Prabowo-Sandi membubarkan diri setelah berunjuk rasa di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Pasalnya, setelah mereka mulai membubarkan diri, tiba-tiba dari arah Bundaran Hotel Indonesia (HI) datang sekelompok massa lainnya.

Puluhan massa tersebut datang dengan membawa mobil komando dan melakukan orasi di depan Gedung Bawaslu.

Baca: Situasi Terkini Massa Demo Kivlan Zein & Eggi Sudjana di Kantor Bawaslu, Brimob Kenakan Sorban

Tak hanya itu, puluhan massa yang sebagian besar adalah remaja membentangkan spanduk bertuliskan aliansi santri bersatu.

Dalam orasinya, mereka mengaku mendukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu, mereka juga meminta masyarakat menghormati hasil Pemilu 2019 dan menerimanya dengan legowo.

Ketegangan yang sempat terjadi seusai massa pendukung Prabowo-Sandi selesai menggelar demo di depan Gedung Bawaslu, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Ketegangan yang sempat terjadi seusai massa pendukung Prabowo-Sandi selesai menggelar demo di depan Gedung Bawaslu, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. (TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

Mereka juga mengatakan, Pemilu 2019 sudah selesai dan kini saatnya beribadah di bulan Ramadan yang penuh hikmah.

Tuntutan yang bersebarangan dengan aksi unjuk rasa sebelumnya pun sempat memancing massa pendukung Prabowo-Sandi yang masih berada di sekitar Gedung Bawaslu.

Mereka pun mulai menyoraki massa yang sedang berorasi di depan Gedung Bawaslu, bahkan beberapa orang tampak memberikan simbol jempol ke bawah.

Meski demikian, massa dari aliansi santri bersatu tidak bergeming dan tetap melanjutkan orasinya.

Namun, ketegangan semakin terasa, saat massa dari aliansi santri bersatu mulai berorasi yang ketiga kali.

Para pendukung Prabowo-Sandi yang sedari tadi menyoraki massa tersebut pun meminta polisi segera membubarkan aksi demo tersebut.

Olokan dan ejekan pun sempat terdengar dari kerumunan massa pendukung Prabowo-Sandi yang berada di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) Halte Busway Sarinah.

"Woy kamu pasukan nasi bungkus ya? Dibayar berapa kamu? Pulang sana pulang," kata beberapa orang massa, Jumat (10/5/2019).

Baca: Terkini Hasil Real Count KPU Pileg 2019 Jumat 10 Mei Pukul 15.30 WIB, PKB Geser Posisi Demokrat

Situasi pun semakin memanas saat massa yang berseberangan mulai menutup jalur transjakarta dan meminta petugas kepolisian membubarkan aksi demo tersebut.

Aksi saling dorong pun sempat terjadi antara massa tersebut dan petugas kepolisian yang mencoba menenangkan massa dan meminta pendemo yang sedang berorasi membubarkan diri.

Meski pendemo sudah mulai membubarkan diri, namun olokan dan ejekan tetap terdengar dari massa yang berseberangan dengannya.

"Kamu dibayar berapa kamu, bayaran kamu itu, enggak usah sok mendukung. Dasar pasukan nasi kotak," ujarnya beberapa orang massa.

(Tribunnews.com/Daryono/TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci) (Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved