Pemilu 2019
Ini Alasan Dilakukannya Pembakaran Sisa Logistik Pemilu di Puncak Jaya Papua
Dedi mengatakan penggunaan sistem noken turut mempengaruhi adanya pembakaran sisa-sisa logistik pemilu itu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkap alasan adanya pembakaran logistik pemilu di wilayah Kabupaten Puncak Jaya Wijaya, Papua, yang sempat beredar viral.
Dedi mengatakan penggunaan sistem noken turut mempengaruhi adanya pembakaran sisa-sisa logistik pemilu itu. Terutama, guna menghindari logistik pemilu disalahgunakan oleh sekelompok orang.
"Sebenarnya disana kan pake sistem noken di distrik tersebut. Guna menghindari logistik pemilu itu disalahgunakan oleh sekelompok orang, keputusan KPU setempat seluruh sisa logistik yang tidak dipakai itu dimusnahkan dan sudah dibuat berita acaranya sehingga di bakar pemusnahannya," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2019).
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menegaskan bahwa logistik yang dibakar merupakan sisa logistik yang tidak terpakai pada saat pemungutan suara tanggal 17 April 2019 lalu.
"Betul, kejadian dibakar itu adalah sisa-sisa logistik yang tidak dipakai pada saat tanggal 17 April, karena disana (menggunakan) sistem noken," kata dia.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa sistem noken itu adalah sebuah sistem adat yang secara turun tenurun dilakukan di wilayah tersebut dalam proses Pilkada hingga Pemilu tingkat nasional.
"(Sistem noken merupakan, - red) Sistem adat yang ada disana, yang sudah secara turun temurun ada di dalam proses baik pemilu tingkat nasional maupun Pilkada," jelasnya.
Baca: Tjahjo Berharap Bisa Segera Bertemu dengan Bupati Mandailing Natal
"Mereka mencoblos di noken itu dalam satu distrik karena disana yang berpengaruh tokoh adat di distrik itu di dalam kelompok masyarakat. Jadi dikumpulkan yang sudah mencoblos dan dihitung oleh KPU perolehannya. Kemudian (surat suara) yang tidak dipakai cukup banyak, oleh karena dimusnahkan agar tidak disalahgunakan," tutur Dedi.
Seperti diketahui, terdapat video viral berdurasi kurang lebih 5 menit 7 detik, dalam video terlihat tumpukan surat dan kota suara yang sedang terbakar dan diduga sebagai logistik Pemilu 2019. L
Selain itu, terlihat juga seorang ibu dan anak yang sedang membuang sejumlah surat suara ke arah tumpukan tersebut.
Ada juga suara dari orang yang merekam video tersebut. Orang itu mengatakan aksi pembakaran dilakukan karena kecewa surat suara Pilpres 2019 dicoblos oleh bupati.
"Selamat siang. Inilah tempat pembakaran kotak suara maupun surat suara di Distrik Tingginambut. Masyarakat melakukan pembakaran, tolong teman-teman viralkan di media sosial," kata pria di video.
"Di Kabupaten Puncak Jaya, tidak ada Pilpres. Di desa-desa, di distrik-distrik semuanya surat suara diikat jadi satu oleh seorang bupati," tambah pria itu.