Djindar Rohani Bedah Buku Santri Profesional Mendunia Di Depan Siswa-Siswi Muhammadiyah
Djindar memaparkan perjalanan petualangan pendidikannya yang lain dari standar jenjang pendidikan pada umumnya.
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN – “SebagaiGenerasiPenerus, kalian harusmempunyaimotivasi dan semangatuntukmeraihSukses,” DjindarRohani, alumni Pondok Modern Gontor, berpesan kepada siswa-siswi SMP Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah Serpong dan jajaranPimpinan Daerah IkatanPelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Tangerang Selatan.
Pesan tersebut disampaikan dalam acara bedah buku ‘SantriProfesional yang Mendunia’. Acara tersebut diadakan pada Selasa, 16 April 2019, di masjid Raudhatul Istiqlal, Tangerang Selatan.
Tema utama yang diangkat dalam acara bedah buku tersebut adalah spirit Man JaddaWajada (Siapabersungguh-sungguhakanberhasil) dan kiat Sukses.
Dalam pengantarnya, Djindar memaparkan perjalanan petualangan pendidikannya yang lain dari standar jenjang pendidikan pada umumnya.
Setamat SD, ia merantau ke Ponorogo Jawa Timur untuk menyelesaikan pendidikan di Pondok Modern Gontor selama6 tahun.
Setelah itu ia melanjutkan ke SMA Negeri I Teladan Yogyakarta mulai dari kelas satu. Sehingga secara hitungan masa belajar, ia kehilangan tiga tahun.
Namun Djindar tidak merasa rugi karena ia mempelajari hal-hal baru yang belum ia dapatkan di Gontor.
“Iya, hilang waktu tiga tahun. Tapi manfaatnya untuk masa depan jauh lebih besar dari waktu yang hilang,” katanya.
Sebelum melanjutkan kuliah, Djindar menerima beasiswa program pertukaran pelajar AFS di California selama satu tahun.
Sepulang dari California, ia kuliah di Fakultas Ekonomi UGM. Namun baru satu tahun kuliah, ia meninggalkan UGM untuk melanjutkan study di University of the Pacific, California, atas beasiswa Konsorsium Pertamina.
Djindar kembali mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Australia saat menyelesaikan Program MBA di Monash University, Australia.
Salah satu kiat sukses yang ditekankan dalam paparannya adalah menentukan Impian. Kemudian menjabarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk dipersiapkan dengan kesungguhan guna mencapai impian tersebut.
Djindar memberi contoh saat masih nyantri di Gontor, ia sudah mempunyai impian untuk belajar keluar negeri.
Tentu syaratnya harus mahir berbahasa Inggris, sehingga ia berusaha keras untuk bisa menguasai Bahasa Inggris.
Adapun tolok ukur sukses lebih ditekankan pada yang bersifat non-materi seperti ketenteraman hati dan ketenangan pikiran.
“Sukses jika kita mencapai prestasi. Sukses jika kita berjasa kepada sesama. Sukses itu berjenjang. Arti sukses seorang pelajar apa bila ia meraih nilai tinggi dan lulus dalam ujian. Karyawan yang berhasil mencapai puncak karir disebut sukses. Sukses seorang yang sudah purnakarya adalah sumbangsihnya kepada agama dan bangsa” katanya.
Dalam perjalanan 60 tahun lebih hingga saat ini, semua itu sudah dilalui oleh Djindar. Pada masa purnakaryanya saat ini, sebagai pengabdian kepada agama, ia menfokuskan pada kegiatan kemakmuran masjid di komplekperumahan The Green dimana ia tinggal. Ia dipercaya untuk menjadi ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) masjid Baitussalam.
Bentuk dharma baktinya kepada bangsa tercermin dalam kegiatan-kegiatan kepatuhan dan anti-korupsi sesuai keahlian dan pengalamannya.
Antusiasme para peserta ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi tanya-jawab.
Saat ditanya apa yang mendorong untuk membuat buku biografi, Djindar menjawab “Untuk berbagi pengalaman kepada anak cucu dan kaum muda. Sehingga mereka bisa mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk meraih kesuksesan.”
Acara bedah buku ini terlaksana berkat kerjasama antara Pimpinan Daerah IkatanPelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Tangerang Selatan dan Kepala Sekolah SMP dan SMK Muhammadiyah Serpong.
Panitia pelaksana bersyukur atas suksesnya acara ini dengan harapan para peserta bisa mengambil pelajaran berharga sebagai bekal dalam menatap masa depan.
