Pilpres 2019
NasDem Ajak Milenial Menangkan Jokowi
Semua caleg muda hingga Caleg artis NasDem pun mengajak milenial untuk memiilih Jokowi di Pilpres 2019 ini.
Prananda melanjutkan, dirinya mengenal betul sosok Presiden Jokowi.
Menurutnya Jokowi merupakan Presiden Indonesia yang memiliki sosok bersahaja dan sederhana.
Jokowi juga dikatakannya merupakan tokoh penting bagi kemajuan pembangunan di Indonesia.
"Dalam setiap kampanye, saya selalu mengingatkan masyarakat yang telah memiliki hak pilih untuk tidak golput. Karena 1 suara sangatlah berarti. Memilih pemimpin dan partai juga jangan main-main. Pilihlah Partai NasDem dan Jokowi," kata Prananda.
Prananda mengimbau caleg pendatang baru, terutama milenial berkerja keras untuk meraih kursi parlemen.
Menurutnya, persaingan menuju DPR RI tidak mudah, apalagi bagi mereka yang bertarung di dapil panas.
Berdasarkan rapat pleno KPU bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), peserta pemilu dan lembaga pemantau pemilu diputuskan jumlah DPT Pemilu serentak 2019 sebanyak 192.828.520 orang.
Dari hasil riset LIPI, generasi milenial dalam Pemilu 2019 mencapai 35-40 persen.
Atau, sekitar 80 juta dari total juta pemilih.
Dengan jumlah yang begitu besarnya, Partai dan Capres pun berebut suara milenial.
Adu gagasan dan kreatifitas dilakukan untuk menarik perhatian milenial.
Selain itu, dengan fakta tingginya kelompok milenial dan aktifnya mereka dalam dunia media sosial, tentu tidak mengherankan jika kelompok ini menjadi lahan subur bagi kepentingan politik elektoral.
Apalagi, kampanye politik belakangan ini juga marak menyasar platform sosial media.
Di sisi lain, ada kekhawatiran milenial akan lebih banyak tidak memilih.
Pemilu 2004 mencatat angka golput sebesar 23.3% yang meningkat menjadi 27.45% pada pemilu 2009, dan kembali meningkat menjadi 30.42 persen.
Beberapa lembaga survei, diantaranya Indikator Politik Indonesia dan Survei Indikator, juga Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA melansir kemungkinan ada 20 persen golput di pemilu kini.
Faktor yang bisa mengurangi ini adalah optimalisasi penyebaran informasi terkait pemilu.