Jumat, 3 Oktober 2025

KPK Pastikan Pimpinan Sampai Pegawai Tak Terjun ke Politik Praktis

Tanggapan itu sekaligus menepis soal adanya isu salah satu penyidiknya, yaitu Novel Baswedan yang menjadi bagian dari Partai Gerindra.

Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com
Jubir KPK Febri Diansyah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KPK memastikan para pimpinan serta pegawainya tidak terjun ke dalam politik praktis.

Tanggapan itu sekaligus menepis soal adanya isu salah satu penyidiknya, yaitu Novel Baswedan yang menjadi bagian dari Partai Gerindra.

"KPK mulai dari unsur pimpinan sampai pada unsur pegawai memastikan tidak akan terkait pada kelompok politik praktis manapun," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2019).

Kata Febri, cara-cara untuk menempatkan KPK dalam isu politik praktis hanya akan merugikan upaya pemberantasan korupsi yang tengah masif.

"Jadi kami harap semua pihak bisa menempatkan KPK sebagai lembaga independen. Jangan tarik KPK ke isu politik praktis. Karena itu hanya akan merugikan upaya pemberantasan korupsi kita," katanya.

Baca: Finis ke-12 di MotoGP Argentina 2019, Jorge Lorenzo: Ini Seperti Mimpi Buruk

Selain itu, menurut Febri, Novel Baswedan sendiri sudah menyatakan bahwa dirinya tidak menjadi bagian partai manapun, termasuk yang tengah diisukan yakni Partai Gerindra.

"Novel juga sudah clear mengatakan bahwa informasi-informasi tersebut tidak benar," ujarnya.

"Yang harus kita ingat sekarang sebenarnya adalah sudah lebih dua tahun penyerang Novel belum ditemukan. Ini yang penting diupayakan agar teror-teror terhadap penegak hukum tersebut kemudian ditutupi oleh isu-isu yang tidak substansial," tegas Febri.

Sebelumnya, kepada Tribunnews.com Novel Baswedan sudah memberikan klarifikasi terkait tudingan dirinya yang menjadi 'orang' dari partai yang diketuai Prabowo Subianto itu.

"Ini fitnah apa lagi?" kata Novel melalui pesan pendek, Senin (1/4/2019).

Novel mengatakan, ia juga mendapatkan isu tersebut juga dibagikan di grup-grup komunikasi anggota Kepolisian. Baginya isu tersebut adalah hal yang aneh. 

"Saya dapat informasi bahwa fitnah ini banyak di Share di grup-grup anggota Polri. Bagi saya aneh saja kalo saya mengkritik kerja Polri yang 'enggan' mengungkap penyerangan terhadap saya, lalu saya juga protes terhadap sikap Presiden yang diam saja dan tidak mau membentuk TGPF atas serangan-serangan terhadap orang-orang KPK, lalu saya dianggap politisi Gerindra. Lucu saja sih," kata Novel. 

Diberitakan sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai KPK dan Polri perlu bertindak terhadap isu Novel Baswedan merupakan 'orang' Partai Gerindra. 

Dari pihak KPK, Neta menilai perlunya penjelasan dan klarifikasi terkait salah satu penyidik seniornya itu.

"Klarifikasi itu menjadi penting karena menyangkut independensi KPK dalam hal pemberantasan korupsi dan KPK tidak ditunggangi kepentingan politik tertentu dalam pemberantasan korupsi di tahun politik 2019 ini," ujar Neta, dalam keterangannya, Senin (1/4/2019).

Neta menjelaskan isu tersebut muncul pasca Jubir BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, memberi bocoran kepada wartawan bahwa jika Prabowo menang di Pilpres 2019, Novel Baswedan atau Bambang Widjojanto akan menjadi Jaksa Agung.

Selain itu, Fadli Zon disebutnya juga membenarkan kepada wartawan bahwa Novel sudah lama dekat dengan Prabowo. 

Begitu juga dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Piuyono yang mengatakan Novel adalah 'orang kita' atau dalam konteks orang Partai Gerindra. 

Neta mengatakan pernyataan ketiga tokoh itu harus disikapi pimpinan KPK agar independensi lembaga itu tetap terjaga. 
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved