Modernisasi Alutsista, Komandan Pussenarmed Jelaskan Tiga Alutsista Terbaru Armed yang Dimiliki TNI
Ia menjelaskan, tiga contoh alutsista terbaru yang dimiliki TNI saat ini yakni meriam Caesar 155, roket Astros, dan meriam GS M109.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan Angkatan Darat (Pussenarmed) Brigjen TNI Purbo Prastowo menjelaskan selama sepuluh tahun terakhir Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus berupaya memodernisasi alutsista artileri medan.
Ia menjelaskan, tiga contoh alutsista terbaru yang dimiliki TNI saat ini yakni meriam Caesar 155, roket Astros, dan meriam GS M109.
Hal itu disampaikan Purbo saat menerima wartawan dalam rangka Press Tour Dispenad ke Markas Komando Pussenarmed Kodiklatad TNI, di Cimahi, Jawa Barat, Kamis (28/3/2019).
Baca: Geram Fasilitas India Open 2019 Tak Memadai, Pebulu Tangkis Ini Sindir Keras di Media Sosial
"Salah satu contohnya adalah meriam Caesar 155, jarak capainya bisa sekitar 40 kilometer buatan Perancis," jelas Purbo.
Selain itu, TNI juga kini telah memiliki roket Astros buatan Brazil yang mampu menembakan amunisi hingga jarak 90 kilometer.
"Kemudian ada roket Astros buatan Brazil, jarak capainya 90 kilometer dan ke depan kalau diupgrade bisa mencapai 300 kilometer. Kemudian ada meriam GS M109," kata Purbo.
Baca: Panglima TNI Ajak Masyarakat Banten Tidak Sebarkan Ujaran Kebencian
Purbo mengatakan senjata-senjata canggih milik TNI itu kini ada di Pusat Pendidikan Artileri Medan.
"Senjata ini terutama ada di Pusdik. Jadi bisa dilihat secara lengkap di sana dan bisa dilihat bagaimana mengoperasionalkannya," kata Purbo.
Purbo mengatakan, kehadiran alutsista baru tersebut juga dibarengi dengan doktrin-doktrin baru khususnya di bidang artileri medan guna menyinergikan antara satuan artileri medan dengan satuan-satuan lainnya saat operasi gabungan.
"Sehingga pada saat operasi, ini alutsista kan tidak bisa berdiri sendiri, karena pada saat operasi gabungan. Kavaleri tidak bisa beroperasi sendiri, artileri juga tidak bisa berdiri sendiri walaupun punya kemampuan untuk melaksanakan artileri strike atau serangan artileri, apalagi kalau nanti jaraknya sudah sampai 300 kilometer. Oleh karena itu doktrin yang dibuat harus disesuaikan dengan armed itu sendiri maupun kecabangan lain supaya bisa sinkron," kata Purbo.
Baca: TKN Sebut Tingginya Tingkat Kepuasan Publik Jadi Modal Bagi Jokowi-Maruf Amin dalam Pilpres 2019
Purbo mengatakan, tiga alustista tersebut nantinya akan mewarnai seluruh satuan Armed yang akan ditempatkan di pulau-pulau terluar di Indonesia sehingga bisa menciptakan efek menggentarkan musuh.
Purbo juga menjelaskan, modernisasi alutsista tersebut tidak berhenti sesuai dengan perkembangan global.
Namun ada sejumlah alutsista lama yang sistemnya diperbarui agar tetap dapat digunakan dalam operasi militer.
"Contohnya meriam KH 178 dan meriam 105 M1A1 itu awalnya menggunakan sistem penembakan yang manual. Menghitung koordinatnya. Tapi dengan kajian-kajian yang dilaksanakan oleh Litbang kita sudah bisa menghasilkan komputer pimpinan penembakan, sehingga tidak perlu manual lagi," kata Purbo.
Ia menjelaskan alutsista tertua yang dimiliki oleh Pussenarmed adalah meriam gunung buatan tahun 1963 yang dapat dibongkar menjadi delapan bagian sehingga mobilitasnya tinggi.
"Pemeliharaan Tentara Nasional Indonesia sangat luar biasa karena negara lain sudah tidak bisa menggunakan ini tapi Angkatan Darat masih bisa memanfaatkan," kata Purbo.