Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilu 2019

Survei Litbang Kompas, Golkar: Tren Naik, Kami Akan Bekerja Terus Untuk Raih 18 Persen Kursi DPR RI

Hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret menunjukkan elektabilitas Partai Golkar yang berada di peringkat ketiga

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/ Fitri Wulandari
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily, saat ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Selasa (19/3/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret menunjukkan elektabilitas Partai Golkar yang berada di peringkat ketiga dipilih oleh 9,4 persen responden.

Menurut Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, terjadi peningkatan elektabilitas partai yang dipimpin Airlangga Hartarto dalam tren survei Litbang Kompas.

"Kalau melihat trend Partai Golkar menurut survei Litbang Kompas, sesungguhnya mengalami peningkatan yang lumayan. Awalnya 6,2 persen kini meningkat menjadi 9,4 persen," ujar Ace yang juga Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kyai Ma’ruf Amin kepada Tribunnews.com, Kamis (21/3/2019).

Namun hasil ini masih belum membuat partai Golkar puas.

Partai berlambang beringin itu akan terus bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitas hingga akhirnya pada Pemilu 17 April mendatang mampu memperoleh 18 persen kursi di DPR RI.

"Kami masih akan bekerja terus untuk meningkatkan elektabilitas kami menjadi 18 persen kursi di DPR RI," tegas Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini.

Peningkatan ini tentu bukan tanpa sebab. Tahun lalu Golkar kata dia, menghadapi berbagai prahara di internal dengan segala gejolak internalnya.

Pun saat itu kasus korupsi yang melibatkan beberapa kader membuat semua kader harus kerja keras menjaga kepercayaan publik agar tetap memilih Partai Golkar.

Baca: Fokus Amankan Pemilu, Besok TNI-Polri Gelar Apel Kesiapsiagaan Pengamanan Pemilu

Di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar imbuh dia, mencoba untuk terus mengkonsolidasikan struktur Partai agar terus percaya diri meyakinkan rakyat dari mulai tingkat pusat hingga ke daerah.

Ditambah dengan para Caleg yang bekerja secara maksimal di daerah pemilihan masing-masing.

Selain juga semua kader juga akan berupaya untuk mengasosiakan Jokowi dengan Partai Golkar.

"Bagaimanapun pemilih Pak Jokowi bukan hanya partai tertentu. Nah, ceruk pemilih Pak Jokowi di luar PDIP masih jauh lebih besar. Kami ingin juga merebut segmen yang besar itu," jelasnya.

Hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret menunjukkan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra masih yang paling tinggi ketimbang partai politik peserta pemilu lainnya.

PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu 2014 dipilih oleh 26,9 persen responden.

"Jika dalam satu bulan ke depan potensi elektabilitas ini tidak ada perubahan, boleh jadi PDI-P akan mencatatkan diri sebagai parpol pertama yang bisa memenangi pemilu untuk kedua kali berturut-turut sejak era reformasi ini," tulis peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, dikutip dari harian Kompas, Kamis (21/3/2019).

Kendati demikian, peluang PDI-P menjadi juara bertahan akan tetap dibayangi oleh parpol lain, terutama Partai Gerindra. Partai Gerindra yang juga merupakan rival PDI-P di pemilihan presiden dipilih oleh 17 persen responden.

Wahyu menyebut tingginya elektabilitas PDI-P dan Gerindra disebabkan efek ekor jas dari sosok kedua capres yang selama ini melekat dengan parpol itu, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Parpol yang tidak seberuntung PDI-P dan Gerindra harus berpikir keras untuk mendapatkan insentif elektoral di pileg saat mendukung pasangan calon di pilpres," kata Wahyu.

Parpol peserta pemilu lainnya memang mendapatkan elektabilitas yang jauh berada di bawah PDI-P dan Gerindra. Partai Golkar yang berada di peringkat ketiga, misalnya, hanya dipilih oleh 9,4 persen responden menyusul di bawahnya yakni PKB dengan 6,8 persen, Demokrat 4,6 persen, PKS 4,5 persen, PAN 2,9 persen, PPP 2,7 persen, dan Nasdem 2,6 persen.

Sisanya adalah parpol-parpol yang terancam tak lolos ambang batas parlemen.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved