Minggu, 5 Oktober 2025

Siti Nurbaya Bakar: Prinsip Kepemimpinan Jokowi Sensitif Terhadap Persoalan Rakyat

Siti mengungkapkan, sebagai anggota Kabinet Presiden Jokowi, dirinya menangkap cara kerja sehari-hari

Editor: Johnson Simanjuntak
ist
Siti Nurbaya bedah buku Jokowi di Bogor 

TRIBUNNEWS.COM, Bogor - Perjalanan kepemimpinan Presiden Jokowi bila dikaitkan dengan intelektual dan keilmuan, mempertegas bahwa pemimpin tidak bisa asal-asalan, harus cermat dan memiliki landasan-landasan.

Pancasila dan UUD 1945 (ideologis dan konstitusi), serta landasan operasional dan tentu berbagai atribut lain yang dibutuhkan seperti sensitifitas terhadap persoalan rakyat.

“Dalam buku Jokowi Perjalanan Karya bagi Bangsa: Menuju Cahaya ini pandangan sangat prinsip dari Bapak Jokowi bahwa keadilan itu ialah sensitif terhadap persoalan rakyat. Dan itu sangat tepat dan relevan dengan prinsip-prinsip apa gunanya pemerintah untuk rakyat,” papar Siti Nurbaya Bakar yang hadir sebagai Keluarga Alumi Institut Pertanian Bogor (IPB) saat menjadi pembicara kunci atau keynote speach bedah buku Jokowi di Puri Begawan, Bogor, Minggu (3/2/2019).

Siti mengungkapkan, sebagai anggota Kabinet Presiden Jokowi, dirinya menangkap cara kerja sehari-hari, juga hal-hal yang menjadi pemikiran Bapak Presiden termasuk kerja keseharian dalam berinteraksi dengan berbagai elemen bangsa.

“Saya bisa melihat dan merasakan relevansi antara hal-hal yang tertulis dalam buku ini dengan kepemimpinan nasional puncak sebagai Presiden RI dengan segala dinamika yang ada, mewarisi berbagai persoalan dan situasi yang harus terus dirajutkan secara tanggung renteng sebagai penaggung jawab pemerintahan Republik Indonesia,” ujarnya.

Dijelaskan Siti Nurbaya, secara teori, demokrasi membangun saluran untuk besuara atau voice serta menghasilkan pilihan-pilihan yang baik supaya adil untuk rakyat atau choice. Itulah yang dibangun dan dikerjakan oleh Presiden Jokowi.

Memberi ruang untuk bersuara, bertatap muka, mendengarkan hadir ditengah rakyat, memimpin ditengah rakyat, merasakan kesulitan rakyat. That is the Voice Concept.

“Tidak hanya berhenti disitu setibanya di kantor, di meja kerja bersama, dalam Sidang Kabinet Paripurna atau Rapat Terbatas Kabinet, dibahas secara mendetil dengan situasi lapangan yang ada, maka pilihan-pilihan apa yag bisa diberikan dan harus diselesaikan untuk menjawab permasalahan rakyat yang dijumpai. Dan adalah tugas jajaran eksekutif untuk membangun artikulasi kepentingan tersebut dan menyiapkan pilihan-pilihan kebijakan untuk dipisahkan,” kata Siti Nurbaya.

Dalam diskusi bedah buku Jokowi ini yang dipandu mantan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Cyrillus I Kerong tersebut berjalan cukup menarik karena mengupas sosok Jokowi dan mendalami kinerja yang selama ini sudah dilakukan Presiden RI tersebut. Dengan semakin paham, maka para pendukung Jokowi bisa menularkan kebaikan Jokowi kepada masyarakat secara obyektif

Lebih seribu peserta yang tergabung dalam Keluarga Alumni IPB (KamIPB) dan kampus-kampus se-Bogor Raya hadir mendengarkan paparan dari penulis buku Jokowi, Alberthiene Endah, juga pembahas dari IPB Imam Sugema, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor KH Mustofa Abdullah Bin Nuh, dan anggota DPR Budiman Sudjatmiko.

Politik Pemerintahan

Siti Nurbaya yang lulus dari Kampus IPB S-1 (1979) dan S-3 (1998) menjelaskan style sosok kepemimpinan Jokowoi dari sisi teori politik pemerintahan (Politics, Andrew heywood 1962/2000 dan Keyconcepts in Politics, 2000) serta teori legitimasi (dalam Buku The right to rule; how states lose and win legitimacy) oleh Bruce Gilley (2009). Bahwa pemerintah atau government adalah Operator Penyelenggaraan Negara, untuk: 1) Stability And Order; 2) Provide Material Welfare; dan 3) Citizenship; serta 4) Promote Democracy. Bila diurai lebih rinci maka dapat dilihat ciri-ciri masing-masing fungsi pemerintah tersebut.

Pertama, fungsi Stability and Order, dengan ciri: Menjaga stabilitas dan keteraturan , Menjaga keberlangsungan eksistensi negara dan menjamin survival Negara, Mengatasi konflik, Mendorong rekonsiliasi, Pengembangan kebijakan, konsekwensi dan konsensus, Keseimbangan antara respon dan efektifitasnya.

"Jadi, ada kemampuan menyerap dan mengakomodasikan harapan rakyat dalam formulasi yang tetap menjaga efektifitas pemerintahan, Peka terhadap faktor dan tekanan dari luar, Mampu mendorong kohesi sosial dan budaya serta penghormatan kepada kekuasaan negara serta mendorong keadilan dalam arti sosial dan penegakan hak azasi manusia,” kata Siti Nurbaya.

Lalu fungsi kedua, Providing Material Welfare, dengan ciri : Pertumbuhan, ekonomi, Penanganan kemiskinan, Distribusi barang kebutuhan, Upaya mengangkat kesejahteraan, Menjaga kepentingan sosial, Menjamin akses kebutuhan hidup dan Menjamin peluang produktif.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved