Sabtu, 4 Oktober 2025

Banyak Kepala Daerah Ditangkap KPK karena Kasus Korupsi, Tjahjo Kumolo Merasa Gagal Jadi Mendagri

“Saya menikmati sebagai Mendagri meskipun dalam empat tahun ini saya merasa gagal karena banyaknya kepala daerah yang terkena OTT,” ungkap Tjahjo

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUN/DANY PERMANA
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com di Kantor Redaksi Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Rabu (30/1/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tjahjo Kumolo merasa gagal menjadi menteri dalam negeri (Mendagri), jabatan yang diembannya dalam empat tahun terakhir di Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Kantor Redaksi Tribunnews.com di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2019) siang.

Alasannya tak lain adalah banyaknya kepala daerah yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK RI karena terlibat korupsi.

“Saya menikmati sebagai Mendagri meskipun dalam empat tahun ini saya merasa gagal karena banyaknya kepala daerah yang terkena OTT,” ungkap Tjahjo yang masih mengenakan seragam Satpol PP.

Pria kelahiran Semarang itu mengaku dirinya dan Kemendagri kerap menjadi sorotan masyarakat karena ulah kepala daerah yang korupsi.

Baca: Fuad Bawazier: di Pemerintahan Jokowi, Utang Indonesia Naik 1,2 Triliun Per Hari

“Walaupun hal tersebut tak ada kaitannya dengan Kemendagri, tapi itu saya anggap sebagai proses untuk lebih baik dalam membina kepala daerah, karena memang sejatinya kami tak bisa awasi 24 jam,” tegasnya.

Tjahjo mengatakan sorotan-sorotan macam itu masih sering salah dialamatkan ke Kemendagri karena banyak masyarakat yang terlalu paham dengan tugas Kemendagri saat ini.

Baca: Dul Jaelani Gelar Konser Tribute To Dewa 19, Aaliyah Massaid Jadi Backing Vokalnya

“Banyak yang mengira Kemendagri masih seperti zaman dahulu yang superior, sekarang Kemendagri adalah kementerian regulasi, urusan APBD, perizinan, pensiun pegawai, pengangkatan pegawai, dan sebagainya,” ungkapnya.

“Sehari bisa sampai 25 surat yang harus saya baca dan harus teliti jika mau teken,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved