Sabtu, 4 Oktober 2025

Kembangkan Sistem Peringatan Dini Banjir Pesisir, BMKG Adakan Workshop

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Pusat Meteorologi Maritim berupaya untuk mengembangkan

Penulis: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM/IST/HO
Para peserta Coastal Inundation Forcasting Demonstration Project Indonesia (CIFDP-I) Final Meeting Workshop melakukan foto bersama di Hotel Nusa Dua Beach and Spa, Denpasar, Bali pada tanggal 28 - 30 Januari 2019. 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Pusat Meteorologi Maritim berupaya untuk mengembangkan sistem peringatan dini banjir pesisir yang dikenal dengan Coastal Inundation Forcasting Demonstration Project Indonesia (CIFDP-I). Untuk itu, BMKG dan World Meteorological Organization (WMO) melaksanakan kegiatan CIFDP-I Final Meeting Workshop yang diselenggarakan di Hotel Nusa Dua Beach and Spa, Denpasar, Bali pada tanggal 28 - 30 Januari 2019.

Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana mengungkapkan CIFDP-I sudah ada sejak tahun 2013 atas asistensi dari WMO yang diimplementasikan di Jakarta dan Semarang sebagai pilot project, dengan pertimbangan kedua area tersebut memiliki dampak yang begitu besar akibat adanya Banjir Pesisir ini.

“Kami telah melakukan beberapa tahapan, Workshop CIFDP-I juga sudah dilaksanakan pada tahun 2017 dengan mengundang beberapa tim ahli dari WMO dan telah disepakati adanya perjanjian kerjasama atau yang disebut dengan Devinitive National Agreement (DNA) yang ditandatangani pada tanggal 29 Maret 2017, ” ujar Taufan.

Perjanjian Kerjasama tentang Sistem Prakiraan Dan Peringatan Dini Banjir Pesisir (Coastal Inundation) melibatkan 5 Kementerian/Lembaga, yaitu Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP, Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika BIG, dan Direktorat Kesiapsiagaan BNPB.

“Masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan kegiatan ini demi tercapainya tujuan pembangunan sistem peringatan dini Banjir Pesisir yang diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat pesisir. Dalam pelaksanaannya sangat diharapkan keterlibatan BPBD DKI Jakarta dan BPBD Kotamadya Semarang dalam melakukan diseminasi informasi peringatan dini banjir pesisir ke masyarakat terdampak sebagai pilot project dalam kegiatan ini, ” tambah Taufan.

Ia juga menjelaskan ada 3 tujuan penting dalam workshop tersebut, yaitu: pertama untuk mempersiapkan implementasi sistem peringatan dini banjir pesisir khususnya untuk wilayah Jakarta dan Semarang untuk mengurangi dampak dan risiko yang diakibatkan oleh banjir pesisir, kedua untuk memperkuat kerjasama antara 5 (lima) Kementerian/Lembaga, dan ketika melakukan diskusi untuk meneruskan pengembangan sistem informasi peringatan dini banjir pesisir untuk wilayah lainnya di Indonesia.

“Sistem ini akan segera beroperasional dan dapat dirasakan masyarakat pada tahun 2019, BMKG sebagai instansi yang memiliki peran dalam memberikan informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca dan iklim bertugas untuk menyediakan informasi dan peringatan dini terhadap bahaya/ancaman termasuk untuk masyarakat didaerah pesisir, ” tandas Taufan.

Pada kegiatan tersebut juga dibuka langsung oleh Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono R. Prabowo, Perwakilan dari WMO, Sarah Grimes, perwakilan dari Project Steering Group (PSG) Paul Davies. Serta dihadiri oleh beberapa anggota PSG (Kevin Houshbrugh, Linda Andersen Berry, dan Greame Smart), anggota Delatares (Deepak Vatvani dan Arneejan Van L), Kepala Pusat Meteorologi Maritim beserta jajarannya, Kepala Balai Besar MKG Wil 3 Denpasar Bali, Kepala UPT Wilayah Bali, KKP, BPBD DKI Jakarta, BPBD Kota Semarang, PUSAIR Jakarta, PUSAIR Bandung, Kemenkomar, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok dan Stasiun Meteorologi Maritim Semarang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved