Komisi X DPR RI: Mengelola PSSI Tak Bisa Dilakukan dengan Kerja Sambilan
Menurutnya, diperlukan fokus untuk mengurus PSSI dan tidak bisa dilakukan oleh orang yang rangkap jabatan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Reni Marlinawati mengapresiasi langkah mundurnya Edy Rahmayadi sebagai Ketum PSSI dalam Kongres di Bali akhir pekan kemarin.
Menurutnya, diperlukan fokus untuk mengurus PSSI dan tidak bisa dilakukan oleh orang yang rangkap jabatan.
Baca: Persiapan Timnas Indonesia U-22 Tak Terganggu Dengan Mundurnya Edy Rahmayadi
Untuk diketahui selama ini selain menjadi Ketum PSSI, Edy Rahmayadi juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.
"Saya apresiasi keputusan Pak Edy Rahmayadi mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Mengelola PSSI tidak bisa dilakukan dengan sambilan," kata Reni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Reni berharap dengan adanya pergantian Ketum PSSI yang kini dijabat Djoko Driyno, badan sepakbola Indnesia itu bisa segera berbenah. Terutama dalam masalah pembinaan.
"Wakil Ketua Umum PSSI yang menjadi penganti Edy Rahmayadi hingga masa jabatan selesai pada tahun 2020 diharapkan mampu memimpin organisasi dengan baik," tuturnya.
Baca: Cerita Soal Wanita Misterius yang Pernah Diperkosa Lalu Dibunuh, Sule: Saya Kangen Ingin Lihat
Selain itu, Reni berharap Ketua PSSI yang baru dapat bekerja sama dengan kepolisian untuk membongkar adanya praktik mafia pertandingan yang terjadi selama ini.
Sehingga publik menjadi percaya bahwa sepakbola Indonesia merupakan pertandingan yang fairplay dan sportif.
"Pimpinan PSSI yang baru diharapkan bersama-sama aparat kepolisian melakukan bersih-bersih di internal PSSI. Saatnya PSSI lebih baik dan sepakbola Indonesia berprestasi," katanya.
Baca: Mundur Jadi Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi Serahkan Tongkat Estafet ke Joko Driyono
Menurutnya, bila sepakbila dikelola dengan baik maka akan menghasilkan nilai positif lainnya. Salah satunya yakni pada aspek ekonomi. Seperti di negara lain yang sudah menjadi industri.
"Ada aspek ekonomi yang besar dari sepakbola. Oleh karenanya, PSSI harus bersih dan bekerja secara profesional. Saya meyakini, jika bersih dan profesional sepakbola Indonesia akan memberi dampak ekonomi yang tidak kecil," pungkasnya.