Pilpres 2019
Catatan Akhir Tahun : Kampanye Jadi Ajang Saling Sindir Kubu Jokowi dan Prabowo
Saling sindir terus terusan sambil berharap yang diseberang mendengar dan membalas sindiran itu
Tapi bila berhasil maka Jokowi akan meneruskan sejarah SBY langgeng melaju ke periode kedua.
Bila kita buka hasil survei banyak lembaga tentang kepuasan rakyat terhadap pemerintahan Jokowi-JK, maka Jokowi masih bisa mengelus dada karena rakyat yang mengaku puas masih lebih banyak dibanding yang tidak puas.
Bagi seorang Jokowi perhelatan pemilihan pemimpin selalu ajang yang ramah untuk dirinya.
Apalagi Jokowi belum pernah kalah sejak di Solo, Jakarta dan akhirnya menjadi Presiden.
Hal ini pasti membuat pendukungnya percaya diri menghadapi pemilihan di 2019 mendatang.
Tapi sekali lagi, kata dia, evaluasi dari rakyat bisa mengenyampingkan rentetan kemenangan.
Sebab rakyat sering menilai keberhasilan seorang Presiden hanya dengan satu indikator yaitu perut kenyang.
Jokowi punya keunggulan sebagai petahana, maka, sudah pasti akan memanfaatkan keuntungan itu dengan membuat kebijakan-kebijakan populis seperti bantuan sosial atau peresmian-peresmian infrastruktur untuk menutup ruang gerak penantang.
Hendri Satrio juga menegaskan Politik adalah bisnis harapan. Maka siapa yang paling dianggap mampu memberikan harapan lebih baik akan dipilih sebagai pemimpin.
Dia menilai, Jokowi kemungkinan akan tetap dengan janji nawacita sementara Prabowo memainkan isu ekonomi dan lapangan kerja dengan bumbu diksi nasionalisme bahkan memprediksi Indonesia Punah bila dirinya tidak terpilih.
"Nah, kita tunggu ya, siapa yang paling receh Di 2019, siapapun yang anda percaya silahkan dipilih, bukan hanya boleh tapi harus!"
Siapa yang akan anda pilih itu urusan anda, hanya saja, perbedaan kubu capres sebaiknya kita selesaikan nanti saja saat dibilik suara, pilih yang anda percaya.
Sebelum masuk bilik suara, kita damai-damai saja, bersahabat, tidak perlu mempersoalkan kubu. Sebab teman dan sahabat kita adalah yang akan langsung membantu kita bila ada kesulitan, bukan Capres-Cawapres terpilih, mereka jauh di Istana sana.
Lebih sayangi keluarga, saudara dan teman anda daripada Capres dan Cawapres anda! (*)