Cerita Masyarakat Papua Diberdayakan Polri melalui Ilmu Pertanian
Kepala Suku Lani di Wamena, Papua, yang bernama Maximus Lani (82) bercerita mengenai pengalamannya akan keberadaan Polri di wilayahnya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Suku Lani di Wamena, Papua, yang bernama Maximus Lani (82) bercerita mengenai pengalamannya akan keberadaan Polri di wilayahnya.
Diketahui, Satgas bidang pembinaan (Binmas) Noken Polri, memang sedang bertugas di Papua dengan tujuan memberdayakan masyarakat disana.
Maximus mengaku merasakan manfaat akan pembinaan yang dilakukan oleh satgas tersebut.
Adapun satgas itu melakukan pembinaan di bidang peternakan seperti babi, lebah madu, sapi, dan ayam pedagang.
Ia mengaku terbantu dari pembinaan di bidang pertanian, lantaran ia berprofesi sebagai petani kopi.
Baca: Haris Pertama Dinilai Sanggup Bawa Marwah KNPI
Selama ini, ia selalu berpindah-pindah ladang usai panen. Namun, dengan pendidikan yang diterima oleh Polri, kini dirinya mengetahui cara menggemburkan tanah usai panen.
"Diajarkan cara bertani yang baik, beri ilmu pertanian yang standar, yang bagus, yang tidak putus di sini. Dulu itu sering berpindah-pindah lahan, tapi sekarang ada Binmas, kami bisa mengelola lahan itu untuk tumbuh bibit-bibit," ujar Maximus, di Hotel Diradja, Jl Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).
"Setelah panen pertama habis, kami bisa tanam lagi tanpa pindah lahan. Jadi Binmas bilang itu tanah yang bekas tanam disekop, lalu dibalikkan ke bawah, lalu bisa ditanam lagi," imbuhnya.
Baca: Hilda Ngaku Tak Pernah Dinikahi Kriss Hatta, Ini Kata Tetangga dan Ketua RT: Sebelum Subuh Tawuran
Ia juga menyebut pembinaan itu mendorong semangat masyarakat untuk meningkatkan hasil bumi dan membuat lebih mandiri.
"Dulu itu kami cuma bisa dapat sayuran kol, wortel, ubi-ubian, bayam, labu siam. Itu saja kalau panen. Sekarang kami bisa dapat juga bawang merah, putih, kangkung cabut, semangka, kacang panjang," kata dia.
Selain itu, ia menuturkan penghasilan yang mereka dapatkan pun meningkat pasca pembinaan.
Imbasnya, masyarakat Papua bisa memiliki modal untuk membeli bibit lagi. Selama ini mereka mengambil bibit dari pohon bila tak memiliki uang.
Meski begitu, Maximus mengatakan masyarakatnya belum pandai mengelola keuangan.
"Selama ini kalau soal pengelola uang, kami belum bisa mengelola. Kami tahu penghasilan meningkat kalau dapat uang, ada modal untuk beli bibit lagi," jelas Maximus.
"Dulu kami tidak bisa beli bibit, jadi bibit diambil dari pohon. Kami belum ada yang mengajari soal pengelolaan uang," pungkasnya.