Pengamat Menilai Strategi Grab Jadi Pemicu Terjadinya Perang Tarif
Grab dinilai lebih dulu menerapkan strategi tarif sangat rendah kepada konsumen dan banjir promo.
"Kita semua tahu, popularitas Go-Food dan Go-Send serta skema top up Go-Pay sebagai opsi tambahan pendapatan, belum bisa disaingi oleh Grab. Ini jelas menjadi daya tarik untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih layak," papar Heru.
Sebelumnya, Managing Director Grab Indonesia Rizki Kramadibrata mengkritik penyesuaian tarif yang dilakukan oleh Go-Jek.
VP Corporate Affairs Go-Jek Michael Say merespons kritik tersebut dengan menyatakan bahwa penyesuaian dilakukan justru demi mengikuti kondisi pasar dan menjamin daya saing mitra pengemudi.
Pada kenyataannya, tarif yang diterima mitra pengemudi Go-Jek saat ini justru masih lebih tinggi daripada tarif Grab.
Berdasarkan data perbandingan di lapangan, tarif yang diterima pengemudi Grab adalah Rp 1.200 per kilometer untuk perjalanan jarak dekat, sedangkan Go-Jek memberikan tarif Rp 1.600 per kilometer.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Pengamat: Grab yang Memulai Perang Tarif