Pilpres 2019
Jokowi: Ada Majelis Taklim, Gara-gara Pemilihan Presiden Tidak Saling Menyapa
Presiden Joko Widodo menilai mamasuki tahun politik, banyak pihak menjadi provokator yang membuat antar masyarakat tidak saling sapa.
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Presiden Joko Widodo menilai mamasuki tahun politik, banyak pihak menjadi provokator yang membuat antar masyarakat tidak saling sapa.
Menurut Jokowi, kontestasi pemilihan kepala daerah maupun presiden merupakan pesta demokrasi yang berlangsung dalam lima tahun sekali.
Namun, meski berlangsung setiap lima tahun, Jokowi melihat ada masyarakat yang tidak saling sapa karena berbeda pilihan politiknya dalam menentukan bupati, gubernur, maupun Presiden.
"Ada majelis taklim gara-gara pilihan presiden tidak saling menyapa. Kita ini saudara sebangsa dan setanah air, jangan lupakan itu, ini karena banyak kompor, karena dipanas-panasi, dikompor-kompori jadi panas semuanya," ujar Jokowi di Griya Agung, Minggu (25/11/2018).
Baca: Fadli Zon Tuliskan Puisi Berjudul Mau Saya Tabok Rasanya, Sindir Siapa?
Jokowi menjelaskan, Indonesia memiliki 714 suku dengan budaya dan bahasa daerah yang beragam.
Sehingga, hal tersebut merupakan anugerah yang harusnya disyukuri seluruh lapisan masyarakat.
"Kalau kita bisa menyatukan, ini akan menjadi aset terbesar, energi besar, bagi bangsa ini maju ke depan. Jangan sampai Indonesia maju secara teknologi tapi mundur seara kebudayaan," papar Jokowi.
Oleh sebab itu, Jokowi meminta masyarakat tidak berkonflik dalam urusan perbedaan dalam pilihan politik.
"Biarkan masyarakat menggunakan hati nurani dan pendapat masing-masing serta rasional kita, jangan sampai ada gesesekan sekecil apapun, jangan sampai ada konflik," ucap Jokowi.