Pesawat Lion Air Jatuh
Identitas Bayi Korban Lion Air JT 610 Berhasil Dikenali Karena Cap Telapak Kaki Kanan
- Jenazah bayi berusia setahun tiga bulan korban Lion Air JT 610 telah berhasil diidentifikasi tim DVI Polri
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenazah bayi berusia setahun tiga bulan korban Lion Air JT 610 telah berhasil diidentifikasi tim DVI Polri atas nama Kyara Aurine Daniendra pada Jumat (9/11/2018).
Sambil mengangkat lembaran kertas berisi cap telapak kaki, Kasubbid Olah TKP Inafis Kompol Suyanta mengatakan jenazah bayi tersebut berhasil diketahui berdasarkan pencocokan manual cap telapak kaki kanan Kyara dengan jenazah korban Lion Air JT 610 yang dikirim di RS Bhayangkara Polri Tingkat I Said Sukanto, Kramat Jati Jakarta Timur.
Ia menjelaskan, proses identifikasi tersebut menjadi lebih cepat setelah keluarga Kyara memberikan data berupa cap kaki kanannya.
Menurut Suyanta, sebenarnya jenazah bayi tersebut sudah ditemukan di awal-awal proses evakuasi.
Baca: 77 Korban Lion Air JT610 Telah Teridentifikasi, Ini Daftar Namanya
Hal yang menyulitkan identifikasi jenazah Kyara adalah karena kedua orang tua Kyara juga menjadi korban kecelakaan pesawat nahas tersebut.
"Sebenarnya ini sudah datang waktu awal-awal proses evakuasi, tapi karena kedua orang tuanya juga jadi korban kami agak kesulitan untuk mengidentifikasinya," kata Suyanta di RS Bhayangkara Polri Tingkat I Said Sukanto, Kramat Jati Jakarta Timur pada Jumat (9/11/2018).
Suyanta juga mengatakan, cap kaki kanan Kyara tersebut diambil ketika Kyara lahir di rumah sakit.
Berdasarkan berkas yang diterimanya, selain cap kaki juga tertera data lain misalnya jam dan tempat lahir serta nama kedua orang tua Kyara.
"Biasanya ketika bayi baru lahir akan diambil cap kakinya. Di situ tertulis semua identitasnya, dari jam lahir sampai nama orang tua, lengkap. Biasanya itu dilakukan agar satu bayi tidak tertukar dengan bayi lainnya," kata Suyanta.
Suyanta menjelaskan hal yang menjadi kesulitan timnya dalam proses identifikasi korban melalui sidik jari adalah kondisi sidik jari tersebut.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi sidik jari korban antara lain pembusukkan dan cuaca tempat jenazah tersebut ditemukan.
Untuk Kyara, ia mengatakan kondisinya cukup bagus sehingga memudahkan dalam proses identifikasinya.
"Kondisinya masih cukup bagus, sehingga kita bisa mudah mengidentifikasinya," kata Suyanta.
Suyanta mengatakan ada dua metode yang biasa dilakukan timnya untuk mengidentifikasi jenazah lewat sidik jari.
Pertama dengan menggunakan Inafis Portable System (IPS).
Sistem tersebut dioperasikan dengan komputer yang menyimpan database sidik jari.
Data sidik jari tersebut didapat lewat lembaga kependudukan seperti Disdukcapil yang menyimpan rekaman sidik jari penduduk.
Jika dari sistem tersebut tidak berhasil diperoleh data yang akurat, maka akan dilakukan cara kedua.
Cara kedua yang dipakai tim Inafis adalah dengan pencocokkan kasat mata.
Menurut Suyanta, waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi jenazah lewat sidik jari sangat bervariasi karena tergantung dengan kondisi sidik jari korban.
"Keduanya harus dilakukan dengan sangat teliti dan hati-hati," kata Suyanta.
Sejak hari pertama operasi tim DVI dalam proses identifikasi jenazah korban Lion Air JT 610, Suyanta mengatakan total ada 36 personel Inafis yang ikut dalam operasi tersebut.
"Kita ada tiga tim, satu tim 12 orang. Cukup banyak," kata Suyanta.
Sebelumnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati, kembali berhasil mengidentifikasi 6 jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Jumat (9/11/2018).
Sejak hari pertama operasi DVI Polri pada Senin (29/10/2018) telah berhasil mengidentifikasi total 77 orang dari 189 korban kecelakaan pesawat tersebut.
Kepala Rumah Sakit RS Polri Said Sukanto (RS Polri Kramat Jati) Brigardir Jenderal Polisi dr. Musyafak mengatakan Tim DVI Polri telah berhasil mengidentifikasi 6 jenazah pada Jumat (9/11/2018).
"Hasil. Sidang rekonsiliasi yang dilaksanakan pada Jumat 9 November pukul 16.00 WIB telah diidentifikasi 6 penumpang," ujar Musyafak dalam jumpa pers di RS Polri, Kramat Jati, Senin (5/11/2018).
Berikut nama enam jenazah yang berhasil diidentifkasi DVI Polri hari ini, Jumat (9/11/2018)
1. Muas Efendi (57), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
2. Murdiman (46), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
3. Ambo Malibone (36) laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
4. Darwin Haryanto (51), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
5. Fendi Christanto (46), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;
6. Kyara Aurine Daniendra (1 tahun 3 bulan), perempuan, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan medis dan sidik jari;