Eva: Kalau Bung Karno Masih Hidup Justru Akan Bangga Sama Jokowi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDIP yang juga merupakan Juru Kampanye Jokowi-Ma'ruf, Eva Kusuma Sundari mengatakan bahwa Preisiden Soekarno justru akan bangga dengan kepemimpinan Jokowi sekarang ini yang telah menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-WB di Bali.

Pernyataan Eva tersebut merespon cuitan Fadli Zon yang menyebut bahwa Bung Karno akan menangis bila melihat pemerintah Indonesia menggelontorkan Rp 1 triliun untuk menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.

"Pidato Jokowi legitimate karena bukan sebagai pengutang, sesuatu yang tidak disukai Bung Karno. Ini pembuktian pada dunia bahwa Jokowi-Bung Karno adalah sosok yang sama, menawarkan tata dunia baru berdasar Pancasila. Saya yakin Bung Karno malah bangga pada Jokowi," kata Eva sat dihubungi, Senin, (15/10/2018).

Apalagi menurut Eva banyak orang bergembira Indonesia berhasil menjadi tuan rumah. Pertemuan tahunan IMF-WB di Bali tersebut banyak memberikan dampak positif terutama pada bidang ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi regional Bali naik 1,5% dan bantuan ke para korban deras melalui forum tersebut. Artinya, dampak positif-positif tersebut tidak akan terjadi jika tidak ada event," katanya.

Menurut Eva dalam pidatonya di pertemuan IMF-WB, Jokowi berbicara tentang Pancasila dengan mengajak semua negara untuk bergontong royong menyelesaikan permasalah dunia. Mengajak untuk menghentikan rivalitas perang.

"Ini seperti melanjutkan Bung Karno yang bicara hal yang sama di forum PBB, maka Jokowi bicara di forum IMF-WB. Jokowi menawarkan transformasi sistem ekonomi yang berdasar kolaborasi," pungkasnya.

Baca: Bertemu Buya Syafii, Ini Pesan Yang Disampaikan Kepada Maruf Jika Menjadi Wapres

Sebelumnya dalam twitternya, Fadli Zon menyebut kalau Bung Karno masih hidup, maka ayah dari Megawati Soekarno Putri itu akan menangis melihat pemerintah mengeluarkan uang Rp 1 triliun untuk perhelatan IMF.

Hal itu kata dia, dilakukan Pemerintah di tengah banyak rakyat korban gempa tak terurus
"Klu Bung Karno masih hidup, sy yakin ia menangis melihat pemerintah menjamu neokolonialis Rp 1 trilyun, sementara byk rakyat korban gempa tak terurus n bantuan minim tak ada uangnya," cuitnya.