Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilu 2019

Cerita Pemantau Pemilu di Luar Negeri yang Temukan Surat Suara Pemilu Diisi Curhatan PRT

"Malah ditulis pengaduan dia. Itu banyak sekali. Itu pengalaman saya ketika menjadi pemantau di Malaysia," kata Siti.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Gita Irawan
Pemantau Pemilihan Umum Republik Indonesia di luar negeri dan koordinator advokasi kebijakan Migrant Care, Siti Badriyah di ruang Media Center Bawaslu RI, Jakarta Pusat pada Minggu (7/10/2018). 

Menurut data dari Kementerian Luar Negeri per Agustus 2017 yang dikutip di laman resmi Migrant Care, jumlah buruh migran Indonesia di luar negeri mencapai 4.732.555 orang.

Sebanyak 2.862.495 buruh migran berdokumen dan 1.870.060 buruh migran tidak berdokumen.

Jumlah Pemilih di Kuala Lumpur Paling Tinggi

Koordinator Kelompok Kerja Pemilihan Luar Negeri Wajid Fauzi mengatakan jumlah terbesar pemilih luar negeri berada di Kuala Lumpur.

"Data kita di luar negeri tidak semuanya besar. Ada yang satu PPLN itu mengurusi 600 ribu orang. Paling besar itu di Kuala Lumpur. Tapi ada juga PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) yang mengurusi hanya 28 orang," kata Wajid di Media Center Bawaslu RI, Jakarta Pusat pada Minggu (7/10/2018).

Ia menjelaskan, ada sejumlah kendala dalam pendataan pemilih yang berada di luar negeri.

Kendala tersebut antara lain pendaftaran WNI yang bekerja di sektor rumah tangga sangat tergantung dengan majikannya.

Selain itu ada sejumlah tenaga kerja yang kedatangan dan kepulangannya tidak terpantau karena masalah dokumen.

Terakhir, kendalanya adalah ada juga tenaga kerja di luar negeri yang tidak ingin mendaftar sebagai pemilih.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya siap bekerja sama dengan migran care untuk melakukan pendataan.

"Kami mendengar bahwa dari Migrant Care punya data lain. Pada prinsipnya kami siap untuk memperbaiki. Syukur-syukur Migrant Care punya data yang bisa kita cek keberadaan dan alamat lengkap buruh migran di luar negeri," kata Wajid.

Wajid mengatakan, kini pihaknya tengah berupaya untuk melakukan pendataan lewat media sosial.

Itu karena menurutnya, sejumlah kelompok buruh migran yang berada di luar negeri aktif berinteraksi di platform media sosial.

"Seperti di Hong Kong, teman-teman pekerja di sana lebih aktif di Facebook. Nanti mungkin kita bisa data lewat sana juga," kata Wajid.

Wajid mengatakan, sampai dengan 16 september 2018 pihaknya telah mencatat ada sebanyak 2.025.334 pemilih di luar negeri.

Sampai saat ini sudah ada 130 PPLN yang berkantor di Kantor Perwakilan Indonesia di seluruh dunia.

Kelompok kerja yang dibawahi Wajid sendiri dibentuk atas dasar nota kesepahaman antara Ketua KPU dan Menteri Luar Negeri pada Desember 2017.

Tugasnya adalah untuk melakukan pendataan dan pemutakhiran data.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved