Sabtu, 4 Oktober 2025

Dialog dengan Mahasiswa Korea, Presiden Berikan Tips Menjadi Pemimpin

Presiden menjelaskan kejujuran dan integritas sangat penting karena dengan integritas yang baik maka rakyat akan percaya kepada pemimpinnya. Sementara

Instagram.com/@superjunior
Presiden Jokowi dan Super Junior 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Tiga hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah integritas, keberanian, dan kerja keras."

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam dialog dengan mahasiswa Korea selepas kuliah umum di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Seoul, Korea Selatan, pada Selasa, 11 September 2018.

Baca: Timnas Indonesia Ditahan Imbang Mauritius pada Babak Pertama

"Tiga hal ini penting sekali, kejujuran, keberanian, kemudian kerja keras," kata Presiden menjawab pertanyaan Choi Tae Soo, salah seorang mahasiswa jurusan bahasa Indonesia.

Presiden menjelaskan kejujuran dan integritas sangat penting karena dengan integritas yang baik maka rakyat akan percaya kepada pemimpinnya. Sementara keberanian diperlukan terutama dalam pengambilan keputusan karena setiap keputusan mengandung risiko.

"Kemudian kerja keras, kalau kita melakukan sesuatu tanpa sebuah kerja yang betul-betul habis-habisan dan saya itu mengalami dari mulai nol, di tempat paling bawah menuju ke tangga-tangga berikutnya, kerja keras merupakan salah satu hal yang harus kita miliki," lanjutnya.

Baca: Keanehan Motor Valentino Rossi Saat Balapan di GP San Marino

Setelah itu, giliran Park Ju Yeon, mahasiswa jurusan Interpretasi dan Penerjemahan bahasa Indonesia. Kepada Kepala Negara, ia bertanya bagaimana Presiden Jokowi bisa memimpin sebuah negara yang sangat beragam dan majemuk seperti Indonesia tetap bersatu dan harmonis.

"Kita tetap bisa rukun dan bersatu yang pertama karena itu memang pemberian, anugerah dari Tuhan. Yang kedua, selalu saya sampaikan kepada rakyat, kepada masyarakat agar selalu saling menghargai, saling menghormati, toleransi satu sama lain meskipun berbeda-beda. Itulah keragaman yang ada di Indonesia. Beragam, berbeda-beda, bermacam-macam," jawab Presiden.

Energi Perdamaian Dunia Dimulai dari Korea

Tak hanya itu, Park Ju Yeon juga bertanya pendapat Presiden Jokowi mengenai bersatunya Korea Utara dan Korea Selatan.

Presiden pun menuturkan bahwa dirinya sangat senang dengan adanya pertemuan antara Presiden Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Selain itu, Kepala Negara juga merasa gembira saat PM Korea Selatan dan Deputi PM Korea Utara juga bersama-sama datang di Asian Games.

"Ini menunjukkan bahwa kerukunan dan persatuan antara Korea Utara dan Korea Selatan, perasaan saya mengatakan, mendekati sebuah kenyataan. Dan kita harapkan betul-betul nanti menjadi sebuah kenyataan, sehingga energi perdamaian dunia itu dimulai dari Korea," kata Presiden.

Pertanyaan ketiga datang dari seorang alumni yang lulus dari jurusan bahasa Indonesia 20 tahun yang lalu, Park Jong Hyun. Kepada Presiden ia bertanya mengenai kebijakan baru Presiden Moon Jae-in, New Southern Policy.

Baca: Curahan Pak Eko Dua Tahun Tak Bisa Masuk Rumah, Petakanya Dimulai Tahun 2016

"Jadi kemarin saya berbicara banyak dengan Presiden Moon Jae-in mengenai New Southern Policy. Bagaimana Korea Selatan akan melihat ke depan yaitu negara-negara Asia. Saya menawarkan banyak hal, terutama tentu saja Indonesia, karena sejak dulu Indonesia dan Korea Selatan adalah mitra strategis," kata Presiden.

Secara lebih rinci Presiden menyebutkan bahwa 40 persen penduduk ASEAN dan 45 persen GDP ASEAN itu ada di Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved