Jumat, 3 Oktober 2025

PSI Dorong CEPA dengan Eropa Dikebut Guna Perkuat Rupiah dan Tekan Defisit Neraca Perdagangan

“Kita sambut baik ini pertanda positif bagi masa depan ekspor kita yang saat ini sedang melemah,”

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi. 

Beberapa produk Indonesia yang berpeluang dapat digenjot ekspornya ke Eropa adalah crude palm oil (CPO), produk tekstil, sepatu, makanan dan minuman.

Tak hanya dengan Eropa, Indonesia juga perlu segera mengikat perdagangan bebas tidak hanya dengan Eropa tetapi juga dengan Amerika Serikat agar produk tekstil dari Indonesia bebas biaya masuk.

"Coba bayangkan. Macam mana, kita bisa saingan sama negara tetangga. Bea masuk bagi produk tekstil kita di dua benua itu 11%-30%. Sedangkan produk tekstil dari Vietnam, China dan Bangladesh sebesar 0% karena dia sudah ada CEPA,” ucap Rizal.

Secara umum perdagangan Uni Eropa dengan Indonesia mengalami surplus.

Nilai total perdagangan Indonesia-Uni Eropa pada 2017 mencapai US$ 25,2 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Uni Eropa sebesar US$ 14,5 miliar dan impor sekitar US$ 10,7 miliar sehingga surplus di angka US$ 3,8 miliar.

Sementara itu, nilai investasi Uni Eropa di Indonesia tahun 2016 sebanyak US$ 2,6 miliar dengan jumlah 2.813 proyek.

Periode Januari-Juli 2018, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$ 3,09 miliar.

Defisit tersebut disebabkan oleh neraca migas sebesar US$ 6,6 miliar, lebih tinggi dari sebelumnya sebesar US$ 4,62 miliar.
Peningkatan itu didorong oleh kenaikkan harga minyak dunia.

Sedangkan dari neraca nonmigas terjadi surplus sebesar US$ 3,56 miliar atau lebih kecil dari tahun sebelumnya sebesar US$ 12,0 miliar.

Hal ini disebabkan terjadi peningkatan impor barang modal untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur.

Defisit ini membuat rupiah terus terdepresiasi, selain factor sentimen global.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved