Senin, 6 Oktober 2025

Pemilu 2019

Rasakan Rendahnya Komitmen Anggota DPR, Mantan Jurnalis Yurgen Alifia Maju Nyaleg Lewat PSI

Yurgen adalah mantan jurnalis Metro TV, Voice of Amerika (VoA), serta sempat menjadi koresponden di CNN Indonesia.

Editor: Johnson Simanjuntak
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Mantan jurnalis TV yang nyaleg lewat PSI, Yurgen Alifia (mengenakan kemeja putih). Berada di sebelah kanan, Ketua Umum PSI, Grace Natalie. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang mantan jurnalis lagi menjadi calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Yurgen Alifia, namanya.

Yurgen adalah mantan jurnalis Metro TV, Voice of Amerika (VoA), serta sempat menjadi koresponden di CNN Indonesia.

Karirnya selama 4 tahun di dunia jurnalistik membuatnya sadar ada yang tidak beres dengan Indonesia, terutama dalam masalah politik.

Yurgen menegaskan dirinya terjun ke politik lantaran melihat dan mengalami sendiri rendahnya komitmen para anggota DPR.

“Dalam pengalaman jurnalistik, saya banyak ditugaskan meliput di DPR RI. Saya melihat sendiri rendahnya komitmen banyak anggota DPR, bahkan untuk hal-hal kecil seperti datang rapat kerja maupun sidang paripurna,” ujar Yurgen, di Kantor DPP PSI, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).

Di sisi lain, alasan lain dirinya terjun ke dunia politik karena sebagai mahasiswa di Oxford, dia belajar banyak tentang perumusan kebijakan publik.

Ia mengaku gusar dan marah dengan proses perumusan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang kerap mengesampingkan sains dan data sehingga merugikan banyak orang.

Itu pulalah yang membuatnya memilih partai besutan Grace Natalie. Karena, PSI disebutnya memiliki kesamaan visi untuk memperbaiki kondisi politik di Indonesia yang penuh dengan korupsi.

Sehingga, pria yang nyaleg di Dapil Jawa Barat VI (Kota Depok dan Kota Bekasi) itu mantap menjatuhkan pilihan kepada PSI sebagai kendaraan politik.

“Itu membuat saya terjun ke politik di usia muda. Kemudian, saya mengetahui tentang PSI. Kesamaan visi untuk mereformasi partai politik, melawan korupsi, mencegah intoleransi, serta menciptakan Indonesia yang adil dan makmur membuat saya memutuskan untuk menjadikannya sebagai kendaraan politik,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved