Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Diduga, Ini Alasan Jokowi Memilih Mahfud MD Jadi Cawapres

"Pertimbangannya integritas. Saya denger Mahfud sedang urus administrasi di Yogya," ujar Indria Samego.

Kolase Tribunnews.com
Jokowi dan Mahfud MD. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego, menilai faktor integritas menjadi dasar bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memilih mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai Cawapresnya di Pilpres 2019.

Karena itulah, dia melihat Jokowi terlalu alot dan harus benar-benar merahasiakan nama Mahfud MD hingga hari ini kabarnya akan diumumkan.

"Pertimbangannya integritas. Saya denger Mahfud sedang urus administrasi di Yogya," ujar Indria Samego kepada Tribunnews.com, Kamis (9/8/2018).

Karena kata dia, kalau melihat dari sisi elektabilitas dan popularitas, Mahfud MD kalah dari kandidat-kandidat lain yang termasuk dalam 10 nama yang pernah disebut Ketua Umum PPP M Romahurmuziy.

Baca: Jadi Cawapres Jokowi, Begini Kiprah Mahfud MD di Dunia Politik, Jumlah Hartanya Kurang dari Rp 10 M

Pun kalah populer dari Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Kayaknya, dia kalah populer dibanding AHY atau Anis Baswedan," jelasnya.

Berdasarkan informasi dari sumber Tribunnews.com, pasangan Capres-Cawapres yang akan diusung dan didukung oleh koalisi petahana adalah Joko Widodo (Jokowi) dengan Mahfud MD.

Masih berdasarkan keterangan sumber tersebut, deklarasi akan digelar di daerah Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 16.00 WIB.

Hingga berita ini diturunkan Tribunnews.com berusaha untuk mengklarifikasi informasi yang diperoleh terkait deklarasi Jokowi-Mahfud MD.

Presiden Jokowi juga memastikan akan mendaftar sebagai calon presiden peserta Pemilu 2019 ke KPU RI sekitar pukul 09.00 WIB, Jumat (10/8/2018).

Kepastian itu ia sampaikan setelah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wapres RI, Kamis (9/8/2018). Menurut Jokowi, setelah mendaftar sebagai peserta pemilu ia akan segera pergi ke Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj memiliki pandangan sendiri mengenai Mahfud MD yang namanya belakangan disebut-sebut memiliki kans besar dampingi Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.

Said menganggap hal itu baik jika Presiden Jokowi memilih Mahfud menjadi pendampingnya.

"Pengalamannya sudah. Ahli hukum tata negara dan kepercayaan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dulunya, dan bersih," ujar Said saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Sosok mantan Ketua Mahkamah Kontitusi (MK) itu dianggap Said barangkali yang dibutuhkan Jokowi.

"Jadi yang dubutuhkan pak Jokowi barangkai ahli hukum tata negara, dan sudah barang tentu (Mahfud) mempunyai kredibilitas kapasitas. (Punya) nama baiklah," jelasnya.(*) 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved