Jumat, 3 Oktober 2025

Mahfud MD Ajak NU dan Muhammadiyah Bersatu Hindari Adu Domba

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengajak umat islam untuk bersatu dan menghindari adu domba.

Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Mahfud MD saat diundang dalam acara silaturahmi dan halal bi halal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah se-Kabupaten Kendal di Gedung DPRD Kendal, Jawa Tengah, Minggu (15/07/18). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengajak umat islam untuk bersatu dan menghindari adu domba.

Menurutnya banyak pihak yang menghendaki umat islam di Indonesia yang memang terdiri dari beragam kelompok dan organisasi ini terpecah lewat berbagai cara.

Satu di antaranya melalui media sosial.

Baca: Dimas Anggara Mengaku Sudah Sejak Lama Mengidolakan Nadine Candrawinata

"Di zaman teknologi informasi seperti sekarang ini, banyak sekali berita bohong atau hoax yang arahnya mengadu domba kelompok yang satu dengan yang lain. Utamanya kelompok-kelompok masyarakat Islam yang menjadi sasaran," ujar Mahfud dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com.

Hal tersebut diungkapkan Mahfud saat diundang dalam acara silaturahmi dan halal bi halal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah se-Kabupaten Kendal di Gedung DPRD Kendal, Jawa Tengah, Minggu (15/07/18).

Acara halal bi halal tersebut berlangsung menarik.

Baca: Wakapolri Beri Target 1 Bulan Basmi Kejahatan Jalanan

Acara dibuka dengan lagu Mars NU yang dinyanyikan paduan suara SMA Muhammadiyah Weleri, Kendal.

Sementara paduan suara SMA Ma'arif Kangkung Kendal menyanyikan Sang Surya, lagu Mars Muhammadiyah.

Melihat keharmonisan dua organisasi besar ini, Mahfud senang dan memberikan apresiasi.

Bekas Menteri Pertahanan era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengingatkan, dua pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, KH Hasyim Asyhari dan KH Ahmad Dahlan adalah tokoh yang bersahaja.

Baca: Pengamat Beberkan Jitunya Strategi PKB Dorong Cak Imin Jadi Cawapres Jokowi

Keduanya sama-sama pernah menjadi santri pada guru yang sama, Syaikhona Kholil Bangkalan dan pernah belajar bareng di Makkah.

Kedua guru bangsa ini, meskipun berbeda pemikiran, tak pernah ada konflik.

Bahkan, keduanya sama-sama bersatu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat organisasi yang dibentuknya.

Untuk itu, Mahfud meminta warga NU dan Muhammadiyah bersatu sebagai sesama muslim dan bersatu sebagai sesama anak bangsa, sesuai yang dicontohkan kedua pendiri organisasi tersebut.

"Karenanya, belajarlah kepada beliau berdua. Berbeda organisasi namun tetap memiliki tujuan yang sama, yakni kebaikan bangsa," kata Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) ini.

Kata Mahfud, Indonesia dibangun oleh kebersamaan dan gotong royong.

Masyarakatnya dikenal harmonis dan saling menghargai perbedaan.

Sayang, akhir-akhir ini mulai terkoyak.

Dia pun mengajak publik, terutama umat Islam sebagai mayoritas, mengembalikan Indonesia ke jati diri yang sesungguhnya.

"Kita itu masyarakat yang penuh keramahan, bukan kemarahan. Kita itu sejatinya masyarakat yang saling menghargai hak orang lain. Ini juga dicontohkan Nabi Muhammad ketika mendirikan negara Madinah, yang melindungi hak-hak warga non muslim," terang Mahfud.

NU yang Diterima Kelompok Lain

Dalam kesempatan terpisah, Rais Syuriah PCNU Bantul KH Abdul Kholiq Syifa’ sepakat bahwa tokoh NU selayaknya memimpin bangsa ini.

Dalam hal ini, dia menilai, Mahfud MD adalah tokoh NU yang mempunyai visi yang jelas dalam berbangsa dan bernegara.

Kelebihan Mahfud, sebagai kader NU, adalah tetap diterima di kalangan organisasi Islam lain bahkan non Islam.

"Beliau termasuk tokoh NU yang diterima semua kalangan di luar NU. Berbangsa dan bernegara butuh sosok seperti ini," ungkap KH Kholiq dalam sebuah Halaqoh Ulama Aswaja di Bantul, Yogyakarta, Sabtu (14/7/18).

Sementara itu, KH Dr. Shofiyullah Muzammil juga mengakui, Mahfud adalah tokoh NU yang selain memiliki kerangka Aswaja yang jelas, juga bervisi kemaslahatan bangsa serta terus menjaga NKRI.

"Bahkan Pak Mahfud ini sudah NU sebelum lahir, karena dia orang Madura," canda Kiai Shofiyullah yang juga Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved